Dark/Light Mode

Buwas Pede Stok Beras Berlimpah

“Kalau Impor, Saya Mundur”

Selasa, 30 April 2019 14:26 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso. (Foto : Net).
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso. (Foto : Net).

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mewanti-wanti, untuk tidak melakukan impor beras tahun ini. Sebab dia memproyeksi stok komoditas pangan tersebut berlimpah.

Buwas-sapaan akrab Budi Waseso menunjukkan komitmennya untuk meninggalkan kebiasaan melakukan impor beras. Terutama, di saat stok berlimpah. Menurutnya, untuk tahun ini, Indonesia bisa tidak melakukan impor karena produksi banyak. Hitungannya, sampai akhir tahun stok beras yang ada di gudang Bulog mencapai 3 juta ton atau paling kecil 2,5 juta ton. 

“Sampai akhir tahun saya buktikan Indonesia nggak perlu impor beras, kecuali ada bencana alam. Kalau dalam kondisi normal dipaksa impor lebih baik saya mundur. Kalau nggak perlu, kenapa harus impor,” ungkap Buwas saat berbincang dengan CNBC Indonesia TV, kemarin. 

Buwas menuturkan, negara pertanian seperti Indonesia ini sudah saatnya meninggalkan impor. Beberapa pangan yang jumlah produksinya sudah mencukupi, tidak perlu impor. “Kita punya kedaulatan pangan. Soal pangan, kita tidak boleh impor,” tegasnya. 

Baca juga : “Saya Masuk Penjara Lusa, Saya Pastikan Akan Datang”

Tahun ini, Bulog menargetkan penyerapan gabah dan beras sebanyakl 1,8 juta ton. Tahun lalu, Bulog mengantongi izin impor beras dari Kementerian Perdagangan untuk mendatangkan sekitar 2,25 juta ton. Impor dilakukan dengan alasan stok cadangan beras Bulog hanya sekitar 900 ribu ton.

Menurut sumber Rakyat Merdeka, stok beras Bulog yang lama kini tidak banyak digunakan. Bulog tidak bisa menggelontorkan banyak beras karena peredaran beras lokal di lapangan cukup tinggi. Apalagi, saat ini sejumlah daerah sedang panen raya. Akibat kondisi itu, stok beras lama di Bulog terancam rusak. 

Selain tidak impor, Buwas menargetkan Indonesia bisa melakukan ekspor. Dia mengaku, sudah mendorong segenap jajarannya agar melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas. Sehingga beras Indonesia bisa bersaing dengan produk negara-negara lain. 

“Saya sudah berkoordinasi dengan menteri pertanian untuk menyerap dan memproduksi beras berkualitas. Kami membangun teknologi untuk meningkatkan kualitas beras,’’ paparnya. 

Baca juga : Dulu Impor, Sekarang Mau Ekspor

Produksi Dan Harga Bagus 
Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengamini, produksi beras tahun ini cukup bagus.

“Jika dibandingkan tahun lalu, produksi tahun ini lebih bagus. Saya lihat sampai akhir tahun, stok beras mencukupi kebutuhan nasional,” ungkap Sutarto. 

Jika tidak ingin impor, Sutarto mendorong Bulog untuk lebih maksimal melakukan penyerapan beras petani. Sehingga beras itu bisa dijadikan cadangan nasional. 

Sementara itu, pengamat sektor pangan dan Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah menilai, pernyataan Buwas menyatakan akan mundur bila dipaksa impor beras bernuasa politis. 

Baca juga : YBI Selamatkan Perajin Batik Dari Gempuran Produk China

“Kita hanya bisa nebak-nebak apa maksud Buwas. Tapi dari situ bisa dilihat bahwa selama ini di balik layar ada kekisruhan impor pangan, sampai akhirnya Buwas menyampaikan peryataan seperti itu,” ungkap Said. 

Said menuturkan, untuk menentukan apakah Indonesia harus impor atau tidak, dirinya berpatokan pada dua faktor. Yakni, harga beras di pasaran. Dan, stok beras di gudang Bulog. Jika harga stabil dan stok beras berlimpah, tidak perlu melakukan impor. Dan sebaliknya, jika harga tinggi dan stok menipis maka harus impor. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.