Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dolar Masih Perkasa, Rupiah Makin Babak Belur

Jumat, 9 Juli 2021 09:49 WIB
Rupiah dan dolar. (Foto: ist)
Rupiah dan dolar. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pagi rupiah masih loyo. Rupiah dibuka melemah sebesar 0,37 persen di level Rp 14.535 per dolar AS dibandingkan perdagangan kemarin Rp 14.525 per dolar AS.

Tak cuma mata uang Garuda, mayoritas mata uang Asia turut loyo terhadap dolar AS. Yen Jepang turun 0,09 persen, dolar Singapura minus 0,16 persen, dolar Taiwan turun 0,03 persen, won Korea melemah 0,39 persen, dan peso Filipina minus 0,39 persen.

Indeks dolar AS yang mengukur terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya naik ke level 92,43. Sementara nilai tukar rupiah terhadap menguat tajam sebesar 0,57 persen ke level Rp 17.174, terhadap poundsterling Inggris juga naik 0,61 persen ke level Rp 19.979, dan terhadap dolar Australia menguat 0,74 persen ke level Rp 10.572.

Baca juga : Dolar AS Menggila, Rupiah Ambles Lagi

Pengamat Pasar Keuangan, Ariston Tjendra mengatakan, sentimen pasar terhadap aset berisiko terlihat melemah. Hal ini sejalan dengan turunnya indeks saham global pada perdagangan kemarin dan pagi ini di mana indeks saham Asia bergerak melemah.

"Rupiah mungkin bisa melemah hari ini dengan sentimen pasar tersebut," kata Ariston dalam laporannya, Jumat (9/7).

Menurut Ariston, kekhawatiran pasar terhadap kenaikan kasus Covid-19 karena virus delta masih menjadi pemicu pasar enggan masuk ke aset berisiko. “Situasi kasus baru Covid-19 yang terus mencapai rekor menjadi penekan rupiah. PPKM darurat yang diberlakukan lebih lama bisa menekan pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

Baca juga : Bos PNM: Holding UMi Perkuat Usaha Mikro

Selain itu, indikasi pengetatan moneter oleh Bank Sentral AS yang bisa terjadi lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, juga membantu penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya.

Seperti diketahui, dalam notulen rapatnya yang dirilis Kamis dini hari lalu, para pejabat The Fed mulai mempertimbangkan pengurangan pembelian aset bulanan bila data-data ekonomi membaik.

"Pembelian aset merupakan salah satu stimulus moneter bank sentral untuk menggerakkan perekonomian dengan likuiditas berimbal hasil rendah," jelas Ariston.

Baca juga : Jelang Rapat The Fed, Rupiah Nyungsep

Ia memproyeksi, sepanjang hari ini rupiah bisa melemah. Dengan pergerakan di rentang Rp 14.500- 14.580 per dolar AS. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.