Dark/Light Mode

Mall Dibuka Lagi, Pengusaha Perketat Prokes

Rabu, 11 Agustus 2021 18:08 WIB
Ketua Penasehat Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (HIPPINDO), Handaka Santosa. (Foto: ist)
Ketua Penasehat Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (HIPPINDO), Handaka Santosa. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Penasehat Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (HIPPINDO), Handaka Santosa memastikan, protokol kesehatan mall dan ritel sangat ketat dan aman seiring dibukanya kembali mall. Meski begitu kapasitasnya dibatasi cuma 25 persen dan wajib vaksinasi.

Diakui Handaka, upaya vaksinasi memang harus banyak dilakukan menuju herd immunity. Jangan sampai konsumen yang jaga diri, bertemu dengan konsumen yang tak mau vaksin. 

"Kami juga berjaga-jaga kalau kartu vaksin banyak yang dipalsukan. Maka digunakan dengan QR Code lewat aplikasi PeduliLindungi. Nanti dari situ, datanya akan terlihat seperti apa," jelas Handaka dalam Focus Group Discussion bersama Rakyat Merdeka secara virtual bertajuk Prokes Super Ketat Di Mall dan Ritel, Rabu (11/8). 

Upaya itu katanya, bertujuan mengamankan pengunjung dan karyawan. Serta sebagai upaya tracing jika nanti tertular. Ia menyebut, sekitar 95 persen karyawan peritel sudah divaksin. 

Baca juga : Pemerintah Siapin Antisipasi Prokes

"Di asosiasi juga kami rajin sosialisasi dan mengedukasi karyawan untuk vaksinasi. Bahkan kita denda/sanksi jika tak mau patuhi aturan protokol kesehatan," imbuhnya.

Pembina Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) ini juga memastikan, fasilitas yang ada di dalam mall dan ritel juga telah dilengkapi dengan keamanan. Seperti misalnya saat makan, tempat duduk dibatas hanya untuk dua orang. Bahkan di musola, tempat air wudhu juga dibatasi dengan shield mika diberi jarak, karena saat kumur-kumur bisa dipastikan tak terkena orang lain.

"Kami mencoba sedetil mungkin memikirkan bagaimana fasilitas di mall menjaga kesehatan," sebut Handaka.

Ia juga memastikan, mall tidak pernah menjadi klaster Corona. Karena memang semua sudah dijaga sedemikian rupa. Para pengelola pun tak ingin karena kelalaian prokes justru berimbas lagi kepada penutupan mall.

Baca juga : Mall Dibuka, Asosiasi Girang

Kalau pun ada karyawan yang positif Corona kebanyakan datang dari klaster keluarga. Pelaku usaha ritel dan mall secara cepat melakukan tracing. "Semua di antigen dan PCR test untuk cepat dilakukan tindakan. Bahkan masuk mall dan ritel kan tak boleh bergerombol," jelasnya.

Baru kemarin aturan 25 persen pengunjung dibolehkan ke mall diberlakukan, Handaka melihat dampaknya belum signifikan. Rata-rata kunjungan belum sampai 10 persen. Menurutnya, masih lebih banyak masyarakat yang memilih berdiam diri di rumah. 

Ia berharap, jika ada perbaikan dari jumlah positif dan efesien pembukaan mall dan ritel, aturan kapasitas pengunjung bisa dinaikkan lagi. Karena katanya, berkunjung ke pusat perbelanjaan bisa mengurangi stress, dan kejenuhan. 

"Kemarin di sidak Mendag dan Menkes, Wagub DKI dan Ketum Kadin, prosedurnya menggunakan QR code. Meski ada kekurangan tapi berharap lebih ketat lagi," imbuh Handaka.

Baca juga : Liga 1 Mundur Lagi, Pelatih Persib: Ayo Kita Mulai!

Sementara anak-anak di bawah 12 tahun dan lansia di atas 70 tahun memang harus bersabar belum diizinkan untuk berkunjung ke pusat perbelanjaan. Hal ini dilakukan Sebagai upaya mendukung upaya perlindungan. 

"Paling tidak kebijakan ini sedikit mengurangi ketegangan pelaku usaha. Mudah-mudahan bisa lebih baik lagi vaksinasi bisa mencapai 100 persen," harapnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.