Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Pandemi Belum Surut
Kinerja Ekonomi 2022 Masih Sulit Diprediksi
Senin, 23 Agustus 2021 05:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kondisi perekonomian tahun depan diyakini masih penuh ketidakpastian karena pandemi belum berakhir. Untuk memastikan, target pertumbuhan bisa tercapai, Pemerintah harus tetap mengutamakan pengendalian pandemi Covid-19.
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022, Pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi sebesar 5,0-5,5 persen. Target ini dinilai bukan sesuai yang mudah dicapai di tengah bayang-bayang pandemi.
Pengamat dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy menilai, pertumbuhan ekonomi 2022 akan dibayangi oleh beragam isu, terutama pandemi Covid-19.
Baca juga : Secara Politik, Penurunan Anggaran PEN Sulit Dipahami
“Jika Pemerintah dapat memitigasi beragam isu, saya kira target pertumbuhan ekonomi yang disasar Pemerintah masih bisa memungkinkan untuk dicapai,” kata Yusuf kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Ia menekankan isu penanggulangan pandemi Covid-19 sangat penting. Di dalamnya, isu target vaksinasi, dan kapasitas tes Covid-19.
“Penanggulangan pandemi dari sisi kesehatan masih menjadi kata kunci bagi Pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di tahun depan,” ujar Yusuf.
Baca juga : Kemenkes Sebut Varian Delta Dominasi Hasil Sekuensing Di Indonesia
Selain isu pandemi, Yusuf mengatakan, laju pertumbuhan ekonomi ditentukan ketepatan Pemerintah di dalam memilih sektor yang akan didorong.
Yusuf menyebutkan, sektor Industri manufaktur harus mendapat perhatian. Oleh karena itu, mendorong kembali reindustrialisasi menjadi agenda penting di tahun depan.
“Selain mendorong investasi, proses reindustrialisasi harus digenjot. Terutama yang banyak terlibat pada global value chain atau rantai nilai pasok global,” ujarnya.
Baca juga : Pemerintah Siapin Antisipasi Prokes
Berbeda dengan Yusuf, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai, target pertumbuhan ekonomi 2022 tidak realistis. Alasannya, perekonomian masyarakat belum sepenuhnya bangkit akibat pandemi.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya