Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Garuda Indonesia Group pada tahun ini menargetkan bisa memasang WiFi pada 30 pesawatnya. Langkah ini untuk meningkatkan pendapatan dan memanjakan penumpang.
Direktur Teknik dan Layanan Garuda Indonesia Iwan Joeniarto mengatakan, pemasangan WiFi tersebut pada pesawat Garuda Group, yakni Citilink dan Sriwijaya Air. "Citilink ada 15 pesawat yang dipasang, 4 sampai 5 pesawat Garuda A330, dan sudah ditargetkan 10 pesawat 737 punya Garuda juga," ujarnya di Tangerang, Banten, kemarin.
Menurut dia, Garuda ingin memberikan pelayanan maksimal kepada para penumpang. Sebab sudah banyak maskapai penerbangan dunia yang menyediakan layanan WiFi di dalam pesawat.
Sampai saat ini, kata dia, proses pemasangan layanan WiFi tersebut memerlukan sejumlah sertifikasi. Hal ini dikarenakan seluruh pesawat yang dioperasikan Garuda Indonesia adalah pesawat milik liasor. Meski begitu, semua jenis Airbus 330 dan 320 sudah mendapat izin pemasangan.
Baca juga : 29 Tewas dan 13 Hilang Dalam Musibah Banjir dan Longsor Bengkulu
Terkait dengan kritikan terhadap kerja sama Garuda dengan Mahata Aero Teknologi (Mahata) dalam pemasangan WiFI, Iwan menegaskan jika kerja sama ini sangat menguntungkan. Kerja sama yang diteken 31 Oktober 2018 ini mencatatkan pendapatan yang masih berbentuk piutang 239.940.000 dolar AS dari Mahata.
“Dari jumlah itu, 28 juta dolar AS di antaranya merupakan bagi hasil yang seharusnya dibayarkan Mahata untuk Sriwijaya Air," jelasnya.
Dia mengatakan, kedua belah pihak sepakat menggunakan konsep zero investment dan revenue sharing. Soal kabar burung mengenai bisnis bodong Mahata, Iwan menegaskan perusahaan startup itu sudah bekerjasama dengan beberapa perusahaan multinasional.
"Mahata punya bisnis model yang bagus. Karena diakui secara internasional setelah kita telisik Mahata, bagian dari Mahata Global Group yang total bisnisnya 640,5 juta dolar AS. Mahata memberikan bisnis model revenue sharing yang akan datang dari advertising mulai dari konektivitas WiFi, hiburan dan content management," cetusnya.
Baca juga : Destinasi Wisata Halal Kudu Tingkatkan Kunjungan Wisman
Menguntungkan
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal yakin Mahata segera bayar kompensasi atas kerja sama ini. Manajemen Garuda sudah mengirim surat tagihan terkait hak kompensasi Januari 2019. Meski begitu, Fuad mengakui sampai saat ini belum ada uang yang masuk.
"Dari diskusi kami dengan Mahata, mereka masih finalisasi dengan investor. Investor tidak bisa disebut karena proses bisnis," bebernya.
Dia juga menyebut manajemen Garuda belum memberikan batas waktu kepada Mahata atas kompensasi tersebut. Namun ditegaskan Fuad, Garuda memiliki hak tagih sekalipun kerja sama ini berakhir di tengah jalan.
Baca juga : BKS Jewer Garuda dan Lion
“Jadi tidak perlu khawatir, hak tagih tidak hilang walaupun kontrak diputus," tuturnya.
Fuad menjelaskan kerja sama ini sangat menguntungkan bagi Garuda Indonesia karena perusahaan tak perlu mengeluarkan modal sepeser pun. Sementara, Garuda Indonesia memilik kewajiban menyediakan pesawat untuk dipasang layanan konektivitas tersebut. [MEN]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya