Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menko Airlangga Lepas Ekspor Kakao Biji Sebagai Komunitas Andalan Sulteng

Jumat, 27 Agustus 2021 09:56 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) melepas ekspor biji kakao di Kota Palu ke negara tujuan Malaysia, Jumat (27/8). (Foto: Humas Ekon)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) melepas ekspor biji kakao di Kota Palu ke negara tujuan Malaysia, Jumat (27/8). (Foto: Humas Ekon)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2021 tumbuh sebesar 7,07 persen dan ekspor tumbuh 31,78 persen.

Tahun 2020, share pertanian terhadap PDB mencapai 13,70 persen. Ini merupakan penyumbang terbesar kedua setelah sektor manufaktur.

Sektor pertanian tetap tangguh selama pandemi, karena pertumbuhannya selalu positif. Pada kuartal II 2021, sektor pertanian tumbuh sebesar 0,38 persen (yoy), setelah menjadi satu-satunya lapangan usaha utama yang tumbuh positif di kuartal 2 tahun lalu.

Salah satu bukti kinerja positif sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan, ditunjukkan oleh komoditas kakao dari Pulau Sulawesi, khususnya Sulawesi Tengah.

Tahun 2020, produksi kakao nasional mencapai 713 ribu ton dengan luas areal kakao 1.528 hektar, dan produktivitas 706 kg per hektar.

Baca juga : Mantap, Ekspor Perkebunan Capai 564 Juta Ton

Dengan produksi tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-6 negara produsen kakao biji terbesar di dunia. Sementara untuk industri pengolahan kakao, berada di peringkat ke-3 terbesar di dunia setelah Belanda dan Pantai Gading.

Produk cokelat yang diekspor Indonesia antara lain cocoa liquor/paste, cocoa cake, cocoa butter, dan cocoa powder.

Ekspor cokelat Indonesia dalam bentuk biji mencapai 6,1 persen dan sisanya 93,9 persen dalam bentuk olahan. Dengan mayoritas tujuan ekspor cokelat dan produk olahannya adalah Amerika, Malaysia dan Belanda.

Dalam kunjungan kerja di Sulawesi Tengah pada Jumat (27/8), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah Rusdy Mastura melepas ekspor biji kakao di Kota Palu ke negara tujuan Malaysia, sebanyak 800 ton atau senilai 22,5 miliar rupiah. Biji kakao tersebut merupakan hasil produksi PT Olam Indonesia.

Kakao yang dihasilkan Indonesia, sebagian besar diekspor ke mancanegara dengan negara-negara utama tujuan ekspor. Seperti Malaysia, Vietnam, Amerika Serikat, India, China, Belanda dan Australia.

Baca juga : Airlangga Dorong Pemulihan Ekonomi Berbasis Riset Dan Inovasi

“Selain mineral, kakao ini merupakan andalan Sulawesi Tengah. Kita berharap, kinerja positif ini dapat menggerakkan roda perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah. Sehingga, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani kakao,” kata Menko Airlangga.

PT Olam Indonesia merupakan eksportir terbesar komoditas kopi robusta, arabica dan produk kakao di Sulawesi Tengah. Perusahaan ini membeli kakao, kopi, sawit, pala, dan lada dari lebih dari 400.000 petani. Serta empekerjakan 1.400 pegawai dan lebih dari 1.150 pekerja musiman pada daerah yang dekat dengan supplier di Sumatera Utara, Jawa, dan Sulawesi.

“Harapannya, ekspor ini bisa terus ditingkatkan. Apalagi, saat ini harga mayoritas komoditas andalan naik. Bahkan, Gubernur menargetkan pengembangan kakao sampai mencapai 400 miliar per tahun,” tutur Menko Airlangga.

Pemerintah menetapkan 4 provinsi di Sulawesi sebagai produsen utama kakao nasional. Yakni Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat.

Keempat provinsi itu sudah sejak lama bergelut dengan komoditas kakao. Sehingga, lebih potensial dikembangkan sebagai sentra pengembangan kakao berikut industri pengolahannya.

Baca juga : RI-Thailand Sepakat Kerja Sama QR Lintas Batas Negara

Selain itu, juga didukung dengan kondisi alam beriklim tropis yang dibutuhkan bagi tanaman budidaya kakao.

Pada tahun 2020, keempat provinsi tersebut masih tercatat sebagai provinsi penghasil kakao tertinggi yakni Sulawesi Tengah sebanyak 127,3 ribu ton, Sulawesi Tenggara 114,9 ribu ton, Sulawesi Selatan 103,5 ribu ton dan Sulawesi Barat 71,3 ribu ton.

Komoditi kakao menjadi primadona petani di Provinsi Sulawesi Tengah, utamanya di Kabupaten Sigi.

Lima desa yang telah ditetapkan sebagai sentra pengembangan komoditas perkebunan khususnya kakao organik adalah Desa Berdikari, Desa Karunia, Desa Bahagia, Desa Sintuwu dan Desa Petimbe.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Anggota DPR RI, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan, Deputi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, serta perwakilan dari Badan Karantina Palu, Bea Cukai, Dinas Pertanian, dan pihak manajemen PT Olam Indonesia. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.