Dark/Light Mode

Beberin Kinerja Keuangan Semester I 2021

Penjualan Dan Laba Bersih Zyrex Turun, Tapi Aset Dan Liabilitas Naik Signifikan

Senin, 30 Agustus 2021 16:40 WIB
Direktur Utama Zyrexindo Timothy Siddik. (Foto: Ist)
Direktur Utama Zyrexindo Timothy Siddik. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX), produsen laptop merek Zyrex mengumumkan hasil kinerja keuangan perusahaan tengah tahun yang berakhir tanggal 30 Juni 2020 (tidak diaudit).

Pada pertengahan tahun 2021, perseroan memiliki total aset sebesar Rp 276,9 miliar, naik signifikan 53 persen secara year on year (yoy) dari Rp 129,6 miliar di tahun 2020.

Kenaikan aset yang signifikan tersebut didominasi oleh kenaikan posisi kas karena penerimaan uang muka dari pelanggan dan meningkatnya persediaan bahan baku laptop untuk penjualan di semester II tahun 2021.

Baca juga : Raker Dengan Mas Menteri, Senator Jihan Adukan Sulitnya Nasib Guru Non PNS Dapat Sertifikasi

Kenaikan aset juga diiringi dengan kenaikan posisi liabilitas sebesar 46 persen dari Rp 77,7 miliar menjadi Rp 144 miliar dan kenaikan posisi ekuitas sebesar 61 persen dari Rp 51,9 miliar menjadi Rp 132,9 miliar. Walaupun demikian, perseroan mengalami penurunan penjualan secara yoy.

Direktur Utama Zyrexindo Timothy Siddik mengungkapkan, penurunan penjualan di semester I tahun 2021 dibandingkan tahun 2020 disebabkan oleh beberapa hal.

Pertama, seasonality di industri IT di mana pada semester I umumnya membukukan penjualan yang lebih rendah dibandingkan semester II.

Baca juga : MARK Mempertahankan Kinerja Positif dengan kenaikan Laba Bersih 197,4 Persen pada Kuartal I Tahun 2021

"Namun, tidak seperti biasanya, pada tahun 2020 perseroan membukukan penjualan yang cukup tinggi pada semester I yang disebabkan carry over penjualan untuk pengadaan peralatan pendidikan tahun 2019, sehingga penjualan semester I tahun 2020 sangat tinggi," ujar Timothy dalam keterangan yang diterima RM.id, Senin (30/8).

Meski begitu, kontribusi penjualan laptop tetap mendominasi pendapatan perseroan. Timothy melanjutkan, sebab kedua penjualan mengalami perlambatan di sektor komersial (B2B) adalah karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berkelanjutan. "Sehingga pelanggan korporat kami belum dapat melakukan ekspansi sesuai target," tambahnya.

Perseroan mengalami penurunan penjualan sebesar 49 persen secara yoy dari Rp 162,6 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 82,6 miliar di tahun 2020.

Baca juga : Penumpang MRT Turun, Tapi Tak Signifikan

Penurunan penjualan turut menurunkan laba bersih tahun berjalan sebesar 90 persen dari Rp 32,3 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 3,5 miliar di tahun 2020.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.