Dark/Light Mode

Triawan Munaf Ditunjuk Jadi Komut

Holding BUMN Pariwisata Dongkrak Ekonomi Rakyat

Kamis, 7 Oktober 2021 06:50 WIB
Eks Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf. (Foto: Antara).
Eks Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf. (Foto: Antara).

 Sebelumnya 
Penyebab utamanya, kondisi keuangan maskapai pelat merah tersebut yang masih berdarah-darah, hingga terlilit utang ratusan triliun rupiah. Karenanya, Garuda diminta fokus menyelesaikan restrukturisasi utang perseroan.

“Holding nggak baik kalau ada yang bermasalah. Kita sele­saikan dulu deh Garuda, kalau restrukturisasi berhasil baru masukkan ke holding aviasi,” jelas Arya dalam konferensi pers virtual, kemarin.

Lebih lanjut, Arya mengin­syaratkan, ITDC juga bakal masuk dalam holding. Namun, dia tak merinci kapan tepatnya ITDC akan masuk dalam hold­ing tersebut.

“Lagi dipersiapkan saja, mu­dah-mudahan tidak lama lagi bergabung dalam holding pari­wisata ini,” imbuhnya.

Baca juga : Industri Manufaktur Topang 41,81 Persen Ekonomi Jabar

Diketahui, saat ini jajaran komisaris di Aviasi Pariwisata Indonesia, terdiri dari Komisaris Utama Triawan Munaf, Komisa­ris Odo Manuhutu dan Wihana Kirana Jaya serta Komisaris Independen Elwin Mok.

Untuk jajaran direksi, terdiri dari Direktur Utama Deny Oskaria, Wakil Direktur Utama Edwin Hidayat Abdullah dan Direktur Herdy Rosadi Harman.

Peta Jalan Hingga 2025

Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto mengatakan, pemben­tukan holding dilakukan dengan beberapa langkah. Untuk tahapan awal, memang masih menunggu PP disahkan Presiden Jokowi.

Baca juga : Erick Ingin BUMN Tingkatkan Peran Bangun Ekonomi Rakyat

Menurutnya, tahap pertama yang dilakukan adalah pengalihan saham seri B milik negara di HIN, Sarinah, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Pram­banan & Ratu Boko (TWC), AP I dan AP II, sebagai tambahan PMN (Penyertaan Modal Nega­ra) ke dalam modal saham Aviasi Pariwisata Indonesia.

Lalu menunggu proses In­breng ITDC pascaproses PMN. Ditargetkan menjadi anggota holding akhir tahun 2021.

Begitu juga Garuda Indo­nesia, ditargetkan menjadi anggota pada 2023 karena menunggu proses restrukturisasi. Sehingga keseluruhan proses selesai pada 2023.

Sebelumnya, Direktur Project Management Office Holding BUMN Pariwisata dan Pen­dukung Edwin Hidayat telah menyusun peta jalan dan strategi jangka panjang hingga 2025. Dimulai dari pendekatan per­jalanan domestik.

Baca juga : Muamalat Diharapkan Bisa Dongkrak Ekonomi Syariah

“Fokusnya, meningkatkan kesiapan pariwisata, hotel, maskapai, bandara destinasi dan UMKM serta agen travel pada faktor keamanan dan kesehatan untuk bisa membuka kembali pariwisata domestik,” katanya, Kamis (19/8).

Kemudian secara jangka pendek pada 2022, lanjutnya, barulah mengembangkan strate­gi pariwisata internasional untuk meningkatkan appealing pari­wisata Indonesia bagi turis asing akibat Covid-19.

Pendekatan yang dilakukan, jelas Edwin, dengan simulasi tingkat permintaan internasional, kemudian mengidentifikasi negara yang tergolong quick win. Holding BUMN melaku­kan penilaian destinasi dengan quick win countries berdasarkan kepribadian turis.

Sementara, untuk jangka panjang (2023-2025), holding akan mengembangkan strategi pari­wisata untuk peningkatan kiner­ja sektor pariwisata dan menjadi­kan Indonesia tujuan pariwisata kelas dunia. Pendekatan yang dilakukan adalah permintaan atraksi destinasi. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.