Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Triawan Munaf Ditunjuk Jadi Komut
Holding BUMN Pariwisata Dongkrak Ekonomi Rakyat
Kamis, 7 Oktober 2021 06:50 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pariwisata dan Pendukung, resmi terbentuk. Ini ditandai dengan penunjukan sejumlah jajaran direksi dan komisaris PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) sebagai induk holding.
Triawan Munaf, mantan Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Bekraf) ditunjuk Kementerian BUMN sebagai Komisaris Utama Aviasi Pariwisata. Keputusan tersebut berlaku efektif sejak Senin (4/10).
Triawan menjelaskan, penunjukan dirinya sebagai komisaris dan juga direksi lainnya baru diterima Selasa (5/10). Selanjutnya, pada pekan depan akan digelar rapat terkait rencana kerja holding.
“Namun, landasan hukum berupa PP (Peraturan Pemerintah) terkait dengan pembentukan holding masih ada di Sekretariat Negara, menunggu ditandatangani Presiden,” jelas eks Komisaris Independen Garuda Indonesia ini dalam keterangan, Selasa (5/10).
Baca juga : Industri Manufaktur Topang 41,81 Persen Ekonomi Jabar
Triawan mengatakan, legalitas beleid tersebut hanya menunggu waktu, karena Kepala Negara masih melakukan kunjungan kerja dan berada di Papua untuk meninjau penyelenggaran PON XX.
Ayah penyanyi Sherina Munaf ini memperkirakan, dalam 1-2 hari ke depan PP tersebut sudah akan ditandatangani dan diterbitkan.
“Sudah terbentuk holding dan sudah berjalan. Pengumumannya keluar Senin pagi (4/10). Karena anggota holding dan jajaran dewan komisaris dan direksi juga kesibukannya tinggi, rapat koordinasi lanjutan akan dilakukan pekan depan,” kata Triawan.
Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN Iswandi Said membenarkan hal tersebut. Pada tahap pertama, PT Aviasi akan menjadi pemimpin holding yang bernama lain In Journey ini.
Baca juga : Erick Ingin BUMN Tingkatkan Peran Bangun Ekonomi Rakyat
Holding beranggotakan lima BUMN, yaitu PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) dan PT Sarinah (Persero).
Ketentuan ini terdapat dalam Keputusan Menteri BUMN Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aviasi Pariwisata Indonesia Nomor: SK-336/MBU/10/2021.
“Sudah resmi, tinggal Garuda Indonesia dan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) saja yang belum masuk,” jelas Iswandi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Dalam holding nanti, lanjut Iswandi, HIN akan mengelola travel management dan paket perjalanan. Mulai dari tiket, penginapan hingga kawasan wisata maupun belanja, melalui satu tool aplikasi HIN.travel.id.
Baca juga : Muamalat Diharapkan Bisa Dongkrak Ekonomi Syariah
“Sekarang target kami bukan akan naik berapa persen atau berapa jumlah nominal yang akan dicapai. Tapi bagaimana mengembalikan ekonomi pariwisata terlebih dahulu, setelah dua tahun terkena hantaman Covid-19,” jelas Iswandi.
Meski begitu, tetap masih ada harapan. Apalagi melihat sekarang perjalanan transportasi udara juga mulai tumbuh, bandara sudah mulai ramai. Namun tetap waspada dengan mengedepankan protokol kesehatan.
“Bali pun sudah mulai membuka penerbangan internasional. Diskon-diskon hotel BUMN juga masih diberikan dinamis kepada para pelancong,” ujarnya.
Terpisah, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan soal alasan Garuda tak masuk dalam holding pariwisata.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya