Dark/Light Mode

Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Ini Strategi Menuju Kemandirian Industri Baja Nasional

Sabtu, 9 Oktober 2021 08:55 WIB
Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Ini Strategi Menuju Kemandirian Industri Baja Nasional

 Sebelumnya 
“Karena industrinya belum ada di Indonesia maka perlu adanya impor. Terutama impor yang di hulu dan intermediet. Untuk bahan bakunya, macam iron ore kemudian iron sand. Dimana belum ada industrinya maka kita masih keluarkan izin untuk impor. Tapi kalau sudah diproduksi di dalam negeri itu kita selalu melihat supplay dan demandnya.” terang Budi.

Selanjutnya, guna mendukung kemandirian baja nasional, Kemenperin juga membuat beragam kebijakan seperti IOMKI (Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri). Kebijakan ini menurutnya memberikan dampak yang bagus sehingga industry masih bisa bertahan hidup selama pandemi.

“Nah bagaimana kita memainkan peran-peran itu yah dengan impor, kemudian menerapkan SNI, menerapkan P3DN, melakukan trade remedies, kemudian juga dengan dukungan ekspor. Ini adalah kebijakan pemerintah yang diberikan kepada industry baja kita,” ujarnya.

Di kesempatan yang sama, pelaku usaha di seltor industri baja, khususnya baja ringan, Vice President Tata Logam Group Stephanus Koeswandi mengatakan, ekonomi nasional bisa meningkat jika ada beberapa factor pendukung seperti investasi, konsumsi, ekspor/impor dan kemajuan teknologi.

Baca juga : PT Pertamina Lubricants Perkuat Ekosistem Industri Nasional

“Yang kami pelajari, dari sini ekonomi nasional bisa meningkat kalau ada investasi, adanya konsumsi, dan juga ekspor impor, Kemudian yang terakhir percaya teknologi. Dengan pengaplikasian industry 4.0 ini (pertumbuhan ekonomi nasional) akan mempercepat lagi. Jadi 4 hal itu yang kami selalu usahakan di dalam perusahaan kami ini,” ujar Stephanus.

Menurutnya saat ini masih ada beberapa permasalahan yang bisa menjadi batu sandungan dalam menggapai tujuan kemandirian baja nasional sekaligus mengancam keselamatan jiwa penggunanya di tanah air

Ia menerangkan, masyarakat Indonesia yang tinggal di negara yang rawan bencana alam kerap kali kembali dihadapkan dengan ancaman bencana buatan manusia. Bangunan roboh akibat gagal konstruksi salah satunya.

Stephanus berterimakasih, khususnya kepada Kemenperin yang telah berhasil memonitor dan mengontrol dari permasalahan impor baja di tanah air.

Baca juga : Kemenhub Cabut Aturan Pembatasan Penerbangan Internasional

Untuk mencapai kemandirian industri baja, menurut Stephanus perlu peningkatan investasi industri baja yang mengedepankan teknologi yang ramah lingkungan. 

“Karena kalau gak disaring kita nanti akan menerima mesin bekas yang tidak ramah lingkungan, yang tidak sustainable. Nah ini kami sangat concern untuk teknologi yang ramah lingkungan,” ujar Stephanus.

Ia menambahkan peningkatan eskpor juga hal penting untuk mendukung kemandirian industri baja. "Tujuan dari ekspor ini adalah kami ingin meningkatkan kualitas dan service agar memiliki produk dan pelayanan dalam industri baja dengan standar internasional,” terang Stephanus.

Dan strategi yang terakhir menurut Stephanus untuk mendukung kemandirian industri baja adalah metode Inovasi CPM yaitu Channel, product, marketing.

Baca juga : PMI Manufaktur RI Di Atas China, Menperin: Industri Bangkit Lagi

Channel adalah cara distribusi dari pabrik hingga ke tangan pelanggan yang mengadopsi digital channel dan juga pelibatan UKM.

“Marketing ini tentang bagaimana cara memasarkan dan menyentuh ke pelanggannya langsung. Jadi pandemi ini sedikit membawa inovasi untuk melakukan live streaming, live selling yang saat ini umumnya sudah banyak kita lihat di luar negeri,” pungkas stephanus. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.