Dark/Light Mode

Ketatkan Pengawasan Jelang Lebaran, Kementan dan TNI AL Lakukan Patroli Laut

Rabu, 22 Mei 2019 20:19 WIB
Patroli Laut Kementerian Pertanian bersama TNI AL (Foto: Humas Kementan)
Patroli Laut Kementerian Pertanian bersama TNI AL (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jelang lebaran, Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Barantan) bersama Pangkalan Utama TNI AL IV Tanjung Balai Karimun melakukan patroli laut di sepanjang perairan Karimun dengan menggunakan kapal Patkamla Combat Boat. Patroli laut yang berlangsung dari mulai Selasa malam (21/5) pukul 21.00 hingga Rabu dinihari (22/5) pukul 02.00 dipimpin langsung Komandan Lanal Tanjung Balai Karimun Letkol Catur Yogiantoro dan Kepala Barantan Ali Jamil.

Menurut Jamil, patroli tersebut bertujuan untuk memperketat pengawasan lalulintas komoditas pertanian, terutama komoditas pertanian ilegal dari luar negeri. Hal tersebut mengingat Provinsi Kepulauan Riau berbatasan laut langsung dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura. "Provinsi Kepulauan Riau ini dikenal sebagai kota seribu pintu, jadi sangat rentan masuknya media pembawa ilegal dari luar negeri," jelasnya.

Patroli difokuskan untuk mencari kapal-kapal yang kemungkinan membawa hewan, tumbuhan dan produknya dari luar negeri lewat jalur tikus. Tim gabungan tersebut sempat mencurigai sebuak kapal, namun setelah diperiksa, tidak ditemukan media pembawa yang dimaksud. Petugas melakukan pemeriksaan hingga ke dek kapal, namun hanya ditemukan tumpukan ikan hasil tangkapan nelayan tersebut.

Baca juga : Pastikan Pembayaran THR Sesuai Ketentuan, Menaker Buka Posko THR

Jamil menyampaikan, bahwa jelang libur lebaran, lalu lintas di perairan selat malakan tersebut meningkat. Kerawanan tersebut berpotensi sebagai masuknya hama penyaki baik hewan maupun tumbuhan yang dapat mengancam program ledaulatan pangan yang tengah digencarkan oleh pemerintah. 

Kepala Stasiun Karantina Pertanian Tanjung Balai Karimun Priyadi menambahkan bahwa selama 2017, petugas karantina berhasil melakukan pencegahan masuknya komoditas ilegal dari luar negeri yaitu penolakan sebanyak 24 kali dan penahanan sebanyak 148 kali. Sedangkan pada 2018, timnya berhasil melalukan penolakan sebanyak 14 kali, dan penahanan sebanyak 67 kali. Menurutnya, ia dan timnya memiliki tantangan yang besar, mengingat jalur pemasukannya yang sangat banyak, sehingga daerahnya ditetapkan sebagai zona rawan I oleh Barantan.

Menurut Piyadi, sampai dengan Mei 2019, pihaknya telah melakukan patroli darat dengan instansi terkait seperti Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan, Bea Cukai, BUP dan Pelindo di berbagai titik kritis pelanggaran karantina baik di Karimun, Tanjung Batu maupun di Moro.

Baca juga : Jelang Lebaran 2019, Menhub Himbau Keselamatan untuk Para Pemudik

Sedangkan data nasional penegakan hukum yang dilakukan oleh Barantan selama tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan, yaitu terdapat 6 kasus yang berhasil P21 pada tahun 2016, sedangkan pada 2017 sebanyak 16 kasus dan 2018 sebanyak 17 kasus. Menurut Jamil, Barantan menetapkan empat zona rawan bagi potensi pemasukan media pembawa secara ilehal, yaitu Zona I berada di pesisir Sumatera, zona rawan II ada di Kalimantan, Sulawesi dan sekitarnya, zona rawan III meliputi Nusa Tenggara dan sekitarnya, serta zona rawan IV berada di wilayah Papua perbatasan dan sekitarnya.

Pengawasan daerah atau zona rawan dilakukan oleh 52 unit pelaksana teknis yang mengawasi 86 pos lintas batas negara (PLBN) baik darat (51 pintu) dan PLBN laut sebanyak 35 UPT. Olehkarena itu, guna mengoptimalkan fungsi pengawasan tersebut, Barantan bekerjasama dengan POLRI, TNI AD dan TNI AL.

Turut hadir dalam acara tersebut Dandim 0317 Tanjung Balai Karimun, Letkol Arm Rizal Analdie. Jamil berharap kerjasama yang sudah terjalin baik tersebut, dapat terus ditingkatkan. Guna melakukan pencegahan terhadap potensi masuknya hama dan penyakit yang berbahaya ke wilayah NKRI. [KAL]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.