Dark/Light Mode

ArwudaHealth Beberin 15 Strategi Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19

Selasa, 19 Oktober 2021 12:34 WIB
Seminar Strategi Perusahaan Padat Karya Menghadapi Covid-19 Gelombang Ketiga. (Foto: ist)
Seminar Strategi Perusahaan Padat Karya Menghadapi Covid-19 Gelombang Ketiga. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam beberapa pekan terakhir ini, perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia menunjukkan tren perbaikan. Namun di tengah kabar baik ini, beberapa pakar meramal Desember 2021 hingga Februari 2022 akan terjadi gelombang tiga. Hal ini diprediksi dengan melihat melonjaknya mobilitas masyarakat.

Saat menjadi pembicara utama dalam sebuah seminar yang berjudul Strategi Perusahaan Padat Karya Menghadapi Covid-19 Gelombang Ketiga, salah satu pendiri ArwudaHealth, Sony Subrata, menjelaskan 15 strategi mengantisipasi dan memitigasi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.

Turut hadir para pembicara dalam acara seminar tersebut Praktisi Kesehatan dari ICS Medika Lestari dr. Vita Yunita Sutanto, Perwakilan dari PT Biofarma dr. Erwin Setiawan, Forum HR Rembug Husor Radjagukguk. Acara digelar di Novotel Karawang Hotel, Karawang, Jawa Barat, Selasa (19/10)

Baca juga : Disiplin Prokes Senjata Utama Hindari Ancaman Gelombang Ketiga

Strategi ini disusun berdasarkan berbagai rekomendasi dari World Health Organizarion (WHO), Centers for Desease Control and Prevention (CDC), American Society of Heating Refrigerating and Air Conditioning (ASHRAE) dan ISO/PAS 45005:2020 atau Accupational Health and Safety Management, International Organization for Standardization

Menurut Sony, 15 strategi tersebut diawali dengan 10 Strategi Preventif. Yaitu diadakannya audit area, fasilitas dan disiplin kerja, optimalisasi thermal face recognition, peningkatan frekuensi swab antigen, pengadaan tes PCR secara strategis, standarisasi dan frekuensi pengunaan masker.

Kemudian, penambahan filtrasi HEPA di area kerja,  aksesabilitas terhadap nutrisi dan vitamin yang spesifik, perlindungan asuransi khusus Covid-19, persiapan vaksinasi ketiga, dan pemanfaatan integrator layanan kesehatan.

Baca juga : Menkominfo Pastikan Ada Sanksi Tegas Pelanggar Karantina Covid-19

Kemudian kata Sony, dilanjutkan dengan lima Strategi Kuratif yang meliputi persiapan program Isoman (Isolasi Mandiri), aksesabilitas terhadap obat Covid-19, ketersediaan ruang ICU, penyediaan oxygen concentrator dan kesiapan tenaga kesehatan yang profesional.

“Kita sudah belajar banyak dari gelombang kedua di bulan Juli lalu. Jadi, di akhir tahun ini dan awal tahun depan, kita sudah bisa membayangkan akan betapa rumitnya permasalahan ketika sebuah perusahaan padat karya mengalami outbreak di area kerjanya," ujar Sony.

Lalu, dia kembali mengingatkan, soal kesulitan mencari obat Covid-19 sampai ketidaktersediaan ruang ICU pada gelombang kedua. “Bukan saja masalahnya terjadi dari sisi pekerja, tapi juga dampaknya sangat besar terhadap produktifitas perusahaan yang padat karya," lanjut pria lulusan dari New South Wales University di Australia.

Baca juga : Belajar Dari Strategi Kemenangan Nabi (1)

Sony menambahkan, berbagai upaya preventif dan kuratif sudah harus dipersiapkan mulai dari sekarang. Namun, Sony mengingatkan, perusahaan yang padat karya akan membutuhkan kehadiran sebuah integrator yang bisa merajut puluhan pihak penyedia layanan kesehatan. Mulai dari perusahaan dibidang tata udara, tenaga kesehatan spesialis sampai penyedia vaksin dan polis asuransi yang khusus Covid-19.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.