Dark/Light Mode

Fokus Jualan Elpiji dan Amonia, PT ESSA Siap Bangun Pabrik Baru

Sabtu, 25 Mei 2019 04:30 WIB
Direktur Utama PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA)  Garibaldi Thohir. (Foto: Istimewa).
Direktur Utama PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA) Garibaldi Thohir. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) terus memfokuskan bisnis perusahaan dalam penjualan elpiji dan amonia.Bahkan, penjajakan untuk membangun pabrik baru pun tengah dilakukan.

Direktur Utama ESSA Garibaldi Thohir mengatakan, tahun ini pihaknya masih fokus untuk menjalankan bisnis penjualan elpiji dan amonia. “Kita akan pastikan dulu segala sesuatunya berjalan dengan baik,” ujarnya, di Jakarta, Jumat (24/5).

Ia menjelaskan, mulai Juli tahun lalu, pihaknya memproduksi dan menjual amonia melalui PT Panca Amara Utama dan mengoperasikan pabrik amonia di di Luwuk, Sulawesi Tengah.

Diperkirakan, kucuran dana yang dialokasikan sebesar 800 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk membangun pabrik tersebut. Saat ini, utilitasi pabrik amonia tersebut sudah 16 persen, melebihi dari kapasitas produksi yang sebesar 700.000 metrik ton.

Baca juga : Tiga SEMA Rugikan Buruh

Sehingga, perusahaan memasang target produksi lebih dari 700.000 metrik ton amonia. Selain itu, pihaknya menjual amonia ke Jepang dan Korea, adapun rencana penambahan market baru seperti Taiwan dan China. Bahkan, dalam penjualan amonia perseroan sudah menandatangani perjanjian off take ammonia sampai tahun 2027.

Sementara itu, hingga kuartal pertama 2019, jumlah produksi sudah sebanyak 200.000 metrik ton amonia. Lantaran utilisasi sudah mencapai 116 persen.

Kini pihaknya tengah menjajaki adanya potensi untuk membangun pabrik baru. Sayangnya, perusahaan enggan merinci lebih lanjut mengenai rencana pembangunan pabrik anyar tersebut. Yang jelas untuk membangun pabrik baru itu ESSA memerlukan waktu yang cukup lama.

"Kemungkinan itu terus kita jajaki baik itu untuk ekspansi elpiji ataupun amonia," ungkap sodara kandung Erick Thohir ini.

Baca juga : Ormas Mathlaul Anwar Siap Menangkan Maruf Amin

Selain berkecimpung dalam bisnis penjualan amonia, perseroan juga memiliki pabrik LPG berkapasitas 66.000 mt per tahun. Utilisasi pabrik elpiji tersebut juga sudah 18 melebih kapasitas terpasang."Kami sudah memproduksi 18.000 mt sampai kuartal pertama tahun ini," katanya.

Pada tahun lalu, pihaknya membidik volume produksi sebesar 76,384 ton LPG. Karenanya, diperkirakan produksi tahun ini juga tak jauh berbeda dengan tahun 2018.

Ia menambahkan, belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dianggarkan tahun ini sebesar 5 juta dolar AS, salah satunya digunakan untuk pemeliharaan mesin.

Menurutnya, sumber pendanaan akan berasal dari internal perusahaan. Dalam RUPST, perseroan menyetujui untuk tidak membagikan dividen tahun buku 2018.

Baca juga : Patok Penjualan Rp 7,9 T, Wika Beton Percaya Diri

"Pendapatan sepanjang tahun lalu sebesar 148,04 juta dolar AS dengan laba bersih 41,41 juta dolar AS. Kami harap, tahun ini bisa lebih tinggi seiring dengan adanya penjualan amonia," pungkasnya. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.