Dark/Light Mode

Pelaku Pabrikan Minta Pemerintah Serius Bela TKDN

Jumat, 29 Oktober 2021 15:18 WIB
Para pekerja pabrik TRK tengah sibuk mengolah bahan baku pembuatan valve (katup) di pabrik TRK, Cikande, Banten, Jumat (29/10). (Foto: DWI)
Para pekerja pabrik TRK tengah sibuk mengolah bahan baku pembuatan valve (katup) di pabrik TRK, Cikande, Banten, Jumat (29/10). (Foto: DWI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah diminta secara tegas mendorong peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di sektor hulu dan hilir minyak dan gas bumi, agar mampu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap barang impor. 

Pasalnya, hingga saat ini, kontribusi industri hulu migas sudah terasa melalui penerimaan negara, maupun dalam menciptakan multiplier effect (efek berganda) pada pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan. Salah satu efek berganda dari industri migas dapat melalui pemakaian produk dalam negeri Indonesia.

“Perangkat Peraturan TKDN pemerintah sangat jelas yaitu mengurangi impor. Kami berharap pemerintah menjalankan peraturan dengan tegas, dan berikan sanksi kepada yang melanggarnya,” kata

Direktur Utama PT Teknologi Rekayasa Katup Yon Ming kepada wartawan dalam kunjungan ke Pabrik TRK, Cikande, Jumat (29/10).

Baca juga : Waka DPD Ajak Uniba Berikan Kajian Demokrasi Berbiaya Murah

Pemerintah Indonesia, lanjut Yon Ming, melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendorong Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) di sektor hulu dan hilir minyak dan gas bumi. Hal ini supaya bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap barang impor.

“Pak Luhut pada Kamis lalu (21/10) bilang, bahwa kalau mau maju produk dalam negeri ini, buka kesempatan buat insinyur berinovasi. Jangan hanya impor saja. Semangatnya membangun produksi dalam negeri jangan hanya dapatkan keuntungan sendiri,” kutip Yon Ming.

Bagi pabrikan, imbuh Yon Ming , tidaklah gampang menyuplai peralatan ke industri hulu migas atau KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama). Meskipun produk buatannya telah digunakan di sebagian KKKS.

Untuk memasukkan produk ke KKKS, ungkap Yon, pihaknya harus mengikuti serangkaian proses kualifikasi dan spesifikasi yang diinginkan oleh para KKKS tersebut. TRK mendukung proses kualifikasi yang dilakukan oleh KKKS, untuk memastikan pabrikan benar-benar memproduksi barang di dalam negeri dengan kualitas yang terjamin sesuai dengan kebutuhan dari KKKS. 

Baca juga : Politisi Muda PPP Ingatkan Pemerintah Serius Perhatikan Keamanan Siber

“Dengan kualifikasi oleh KKKS, diharapkan dapat menghindari pembelian produk impor yang diakui sebagai produk dalam negeri,” katanya.

Ia mengambil contoh pengalaman memasukan ball valves ke PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), yang perlu melewati proses kualifikasi. PHM memiliki prosedur sendiri. Dan agar produknya bisa diterima oleh PHM, pihaknya harus mengikuti kualifikasi sesuai prosedur mereka. 

“Sekitar 3 tahun lalu, saat PHM ingin melakukan tender, kami diberitahukan bahwa harus memenuhi persyaratan/kualifikasi, spesifikasi yang telah menjadi standar mereka. Kami tidak bisa supply equipment ke mereka jika tidak lolos dalam kualifikasi,” papar Yon.

Meski begitu, TRK yang merupakan perusahaan lokal dan 100 persen pegawainya lokal mengaku optimistis dapat mensuplai equipment yang dibutuhkan HM. Dan TRK telah membuktikannya dengan lulus kualifikasi tersebut. 

Baca juga : Kejagung Tetapkan Eks Dirut Perum Perindo Tersangka Korupsi

"Ini juga pembuktian kepada semua pihak, bahwa kami sebagai pabrikan lokal mampu menghasilkan produk berteknologi dengan kualitas yang prima,” tegasnya.
 TRK melakukan design dan engineering sendiri, dengan proses produksi yang terintegrasi mampu memenuhi permintaan dan kebutuhan sesuai dengan spesifikasi yang diminta KKKS. Team Research & Development TRK selalu mengacu kepada standar international. Dan terus mengembangkan produknya menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar baik domestik maupun luar negeri.

Di sisi lain,tantangan yang dihadapi di tengah Pandemi Covid-19 sangat dirasakan sekali. Banyak project yang mengalami kemunduran. Sehingga hal tersebut berdampak pada pesanan equiptment yang dilakukan oleh para KKKS. Selain itu, material yang digunakan masih terdapat beberapa yang harus di impor. 

“Ini menjadi salah satu tantangan kami ke depan, agar juga dapat semakin banyak menggunakan material dan komponen lokal. Sehingga terciptanya multiplier effect dan meningkatkan perekonomian dalam negeri,” pungkasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.