Dark/Light Mode

Wadirut PLN Luncurin Buku Jokowi And The New Indonesia

Jumat, 5 November 2021 18:35 WIB
Diskusi bedah buku Jokowi and the New Indonesia. (Foto: ist)
Diskusi bedah buku Jokowi and the New Indonesia. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepemimpinan Presiden Jokowi telah membawa Indonesia masuk pada era baru dengan membentuk fondasi pembangunan yang kuat. Fondasi ini diharapkan dapat menciptakan peluang baru untuk mewujudkan New Indonesia sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa.

Terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi G20 juga telah dimaknai Jokowi sebagai momentum pemulihan ekonomi dunia dengan tema besar “Recover Together, Recover Stronger”. Setelah dunia berangsur-angsur pulih dari pandemi Covid-19, fondasi tersebut akan menciptakan kesempatan bagi Indonesia untuk dapat berlari lebih cepat. 

Demikian saripati diskusi bedah buku Jokowi and the New Indonesia yang ditulis oleh Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, dan Tim Hannigan pada Jumat (5/10).


Pada acara yang diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya dan Periplus Publishing Group tersebut, turut hadir Staf Pengajar Universitas Prasetiya Mulya Agus Sriyono, dan peneliti Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Edbert Gani Suryahudaya.

Darmawan mengatakan, pada lima tahun pertama pemerintahannya, Jokowi mulai menetapkan standar dan cara baru untuk mengejar berbagai ketertinggalan dari negara lain, terutama infrastruktur.

Baca juga : Cerita Wastra 2021 Latih 1.000 Perajin Kain Tenun Di Indonesia

“Pak Jokowi mengubah cara pandang pembangunan dari yang bersifat Jawa Sentris menjadi Indonesia Sentris. Juga dalam hal keadilan, mulai dari keadilan sosial di bidang energi, sumber daya alam, pendidikan, dan perlindungan sosial,” kata Darmawan.

Dia pun menceritakan bagaimana Jokowi melihat daerah dengan kekayaan alam yang luar biasa tapi masyarakatnya terjerat kemiskinan terstruktur. Tidak mendapatkan akses air bersih, energi, konektivitas dan yang lainnya. Melihat fakta tersebut, kata Darmawan, Jokowi berani mengambil keputusan untuk membuka akses terhadap pendidikan, jalan, pelabuhan, bandara, air bersih dan energi.

"Dan ini betul-betul menjadi titik pertumbuhan ekonomi baru. Contohnya PON yang baru saja berlangsung di Papua. Meskipun tidak memiliki fasilitas, saya melihat karakter tepo sliro dan dibangunlah daerah Papua sehingga PON XX sukses," tuturnya.

Tak hanya itu, lanjut Darmawan, Jokowi juga fokus mengembangkan potensi di banyak sektor yang selama ini tenggelam menjadi aset tidur. Kebijakan tersebut bersumber dari karakter dan nilai-nilai yang membentuknya sejak hidup di bantaran sungai sampai menjadi pemimpin Indonesia.

Darmawan menambahkan, strategi membangun infrastruktur secara masif terbukti tepat. Ketika baru menjabat sebagai Wakil Dirut PLN, dia menemukan, fakta bahwa pertumbuhan listrik terbesar ada di Provinsi Lampung, tepatnya di sekitar pintu keluar tol yang baru saja diresmikan.

Baca juga : Bertolak Ke Roma, Jokowi Minta Doa Seluruh Rakyat Indonesia

Hal ini menjadi bukti bahwa tujuan pembangunan yang selalu ditekankan oleh Jokowi membawa hasil. Infrastruktur yang dibangun menumbuhkan sentral ekonomi baru dan mengangkat ekonomi masyarakat.“Ini sesuai dengan visi beliau bagaimana Indonesia bisa bangkit bukan berdasarkan konsumsi, tetapi produktivitas," papar Darmawan.

Sementara Tim Hannigan yang bersama Darmawan menulis buku Jokowi and the New Indonesia menambahkan, selama ini kiprah Jokowi kurang diketahui oleh publik internasional. Melalui buku ini diharapkan masyarakat internasional mendapatkan gambaran utuh bagaimana Jokowi meletakkan fondasi New Indonesia untuk masa mendatang.

Sementara itu, Staf Pengajar Universitas Prasetiya Mulya, Agus Sriyono menegaskan, pentingnya menyampaikan apa yang dikerjakan oleh pemerintahan Jokowi ke dunia internasional. Apalagi, Indonesia perlu membuka ruang kerja sama dan investasi yang lebih besar.

“Apalagi, Indonesia sekarang adalah Ketua dari negara-negara G-20, negara dengan pendapatan tertinggi di dunia. Ada banyak kesempatan dan peluang bagi Indonesia, dan itu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya,” kata Antonius.

Di sisi lain, peneliti Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Edbert Gani Suryahudaya menambahkan, bahwa pelibatan kaum muda dalam menyambut New Indonesia mutlak diperlukan. Terlebih karena Indonesia akan menerima bonus demografi yang sudah dimulai satu dua tahun terakhir ini dan akan berpuncak pada tahun 2030-an mendatang.

Baca juga : Arsul Sani Luncurkan Buku Relasi Islam Dan Negara

New Indonesia ini adalah kesempatan besar bagi anak-anak muda, dan Presiden Jokowi telah membukakan ruang untuk itu. Dan anak-anak muda itu sekarang sudah bersifat transnasional dalam perspektif bisnis dan jaringannya.

"Di situlah saya melihat New Indonesia yang disajikan dalam buku ini sangat menjanjikan dan menggairahkan,” ujar Edbert. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.