Dark/Light Mode

Oleh-oleh Menperin Dari Dubai

Produsen Gula Al Khaleej Siap Investasi Rp 28 Triliun

Selasa, 9 November 2021 06:40 WIB
Khaleej Sugar akan berinvestasi pabrik gula terintegrasi di Indonesia. (Foto Kemenperin).
Khaleej Sugar akan berinvestasi pabrik gula terintegrasi di Indonesia. (Foto Kemenperin).

RM.id  Rakyat Merdeka - Komitmen investasi kembali datang dari Kawasan Timur Tengah. Kali ini, Al Khaleej Sugar Co, produsen terbesar gula di kawasan Timur Tengah dan lima besar dunia, berminat berinvestasi di Indonesia.

Komitmen ini disampaikan Managing Director Al Khaleej Sugar Co sekaligus Chairman Jamal A-Ghurair Group Jamal Al-Ghurair saat bertemu dengan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Dubai, Uni Emirates Arab (UEA), Selasa (2/11) waktu setempat.

Selain menghadiri perhelatan Expo Dubai 2020, kunjungan kerja Menperin ke Persatuan Emirat Arab juga untuk bertemu calon investor potensial. Salah satunya Al Khaleej Sugar (AKS).

Baca juga : Oleh-oleh Menperin Dari Dubai, Produsen Gula Al Khaleej Siap Investasi Rp 28 T

Menperin didampingi Plt Direktur Jenderal Industri Agro Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Taufik Bawazier, Staf Khusus Menteri Achmad Sigit Dwiwahjono dan Konsul Jenderal RIdi Dubai K. Candra Negara.

“AKS akan berinvestasi pabrik gula terintegrasi di Indonesia. Selain memproduksi gula, AKS juga rencananya memproduksi bioetanol dan listrik dari biomassa,” ungkap Agus melalui keterangannya, kemarin.

AKS bakal membenamkan investasi sebesar 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 28,68 triliun dalam pengembangan etanol di Indonesia.

Baca juga : Menteri Bahlil Berupaya Pernuhi Target Investasi Rp 900 Triliun Tahun Ini

Agus menjelaskan, pihaknya akan bekerja sama dengan kementerian lain untuk menjajaki peluang investasi tersebut, karena terkait investasi energi dan pemenuhan lahannya.

Selain itu, Agus berharap penanaman modal perusahaan gula asal Dubai ini bakal menjadi pelatuk industri gula nasional yang lebih efisien pada masa depan.

“AKS akan mengembangkan fabrikasi etanol dari gula. Etanol tersebut pun diharapkan dapat menjadi sumber bahan bakar alternatif,” harapnya.

Baca juga : Top, BTN Kantongi Laba Rp 1,52 Triliun

Upaya ini sejalan dengan tren pengurangan emisi karbon, yang membuat sejumlah negara memutar otak untuk mencari sumber energi yang lebih bersih.

Negara-negara seperti Australia, Amerika Serikat, dan Filipina, telah mengembangkan etanol dalam jumlah besar sebagai alternatif bahan bakar fosil.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.