Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
16.845 Laporan Tindak Pidana Penipuan Siber
Perbankan Diminta Perkuat Keamanan Layanan Digital
Selasa, 9 November 2021 22:27 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Ancaman kejahatan siber di sektor perbankan makin menjadi-jadi. Sejak Maret 2020 hingga saat ini, tercatat 5.000 laporan pengaduan tindakan penipuan (fraud) yang masuk ke website Kemkominfo tiap minggunya.
Bahkan hampir 200.000 laporan fraud telah diterima. Di mana media yang paling banyak digunakan adalah WhatsApp dan Instagram. Ditambah, sepanjang 2017-2020, ada 16.845 laporan tindak pidana penipuan siber yang masuk ke Direktorat Tindak Pidana Siber (Ditipidsiber) Polri.
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha mencatat, makin meningkatkan transaksi online di e-commerce, juga mendorong maraknya kejahatan siber di sektor perbankan. Untuk itu pihak perbankan pun diminta melakukan pencegahan ekstra dalam mengatasi serangan siber tersebut.
"Perilaku dan kesadaran nasabah serta pegawai bank, menjadi hal yang penting untuk mengurangi risiko kejahatan siber di perbankan ini," tegasnya dalam Media & Public Discussion InfobankTalkNews bertajuk Indonesia Darurat Kejahatan Siber: Bagaimana Perbankan Bersiap Sedia Untuk Menanggapi Serangan Siber? Selasa (9/11).
Baca juga : Perlu Dibentuk, Direktorat Keselamatan Transportasi Darat
Menurutnya, ada beberapa masalah terbesar yang dihadapi bank saat ini. Pertama adalah aplikasi pihak ketiga di smartphone dan tablet memungkinkan memiliki keamanan yang lemah jika dibuat oleh pengembang yang tidak berpengalaman.
Kedua, kata dia, yaitu jaringan Wifi Publik yang merupakan salah satu cara mudah bagi peretas untuk mendapatkan akses dan data ke berbagai informasi akun yang tersimpan di smartphone.
"Ketiga, mobile malware seperti virus, trojan, rootkit dan lainnya. Ketika industry perbankan terus berkembang, begitu juga dengan malware,” ujarnya.
Dari sisi nasabah, kurangnya pengetahuan, bisa dengan mudah masuk ke aplikasi perbankan melalui jaringan yang tidak aman atau mengunduh aplikasi pihak ketiga, bahkan mengklik sembarangan email phising.
Baca juga : Penumpang KRL Berdesakan Antrean Mengular Ke Jalan
Di kesempatan yang sama, Department Head Security Technologies and Services Q2 Technologies Henrico Perkasa mengungkapkan, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan setiap perusahaan ketika ingin mulai meningkatkan keamanan digital.
Langkah pertama adalah memahami lingkup divisi yang ingin ditingkatkan keamanannya. "Kemudian, kita lakukan penetapan kebijakan policy terhadap IT, konfigurasi diperangkat IT dan batasan apa saja yang perlu dipantau," rinci Henrico.
Pada poin ini, ia mengungkapkan, IBM Security QRadar menawarkan beberapa konfigurasi yang beragam dan siap digunakan oleh setiap peusahaan. Sehingga produk ini sesuai bagi mereka yang baru akan memulai memperkuat keamanan digital.
Ia juga mengingatkan, agar perawatan konfigurasi selalu dilakukan secara berkala pada sistem keamanan digital. Dengan demikian, kasus kejahatan siber bisa diminimalisir.
Baca juga : Kemenkumham Minta Maaf Ke Keluarga Korban Kebakaran Lapas Tangerang
Untuk langkah ke depan, Q2 Technology menyarankan agar setiap perusahaan sudah memiliki incident response plan jika terjadi kejahatan siber. Selain itu, investasi pada teknologi automatisasi seperti machine learning dan artificial intelligence juga dibutuhkan agar tetap relevan di masa digital. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya