Dewan Pers

Dark/Light Mode

Begini Cara Perbankan Antisipasi Kejahatan Siber

Rabu, 10 Nopember 2021 05:02 WIB
Media & Public Discussion InfobankTalkNews bertajuk Indonesia Darurat Kejahatan Siber: Bagaimana Perbankan Bersiap Sedia Untuk Menanggapi Serangan Siber? Selasa (9/11). (Foto: Ist)
Media & Public Discussion InfobankTalkNews bertajuk Indonesia Darurat Kejahatan Siber: Bagaimana Perbankan Bersiap Sedia Untuk Menanggapi Serangan Siber? Selasa (9/11). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Department Head Information Security Division PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Irfan Syukur menyatakan, ada lima kategori ancaman siber utama (cyber crime) dalam industri perbankan saat ini, yakni Mobile Devices, Digital Connectivity, Malware, Partnership dan API.

Pertama, jelas dia, Mobile Devices saat ini telah banyak dipergunakan seperti untuk sistem pembayaran dan lainnya. Meningkatnya jumlah dan jenis perangkat mobile dapat meningkatkan risiko serangan siber.

“Kedua, Digital Connectivity atau konektivitas digital dari peningkatan eksposur data penting melalui adopsi sistem digital dan interkonektivitas,” ujar Irfan pada acara Media & Public Discussion InfobankTalkNews bertajuk Indonesia Darurat Kejahatan Siber: Bagaimana Perbankan Bersiap Sedia Untuk Menanggapi Serangan Siber? Selasa (9/11).Selasa (9/11).

Berita Terkait : Ganjar Pastikan APBD Untuk Stimulus Ekonomi Selama Pandemi

Ketiga, Malware, kecanggihan semakin mudah diakses dan otomatis melampaui kemampuan pertahanan saat ini. Keempat, API, penggunaan vendor pihak ketiga yang menimbulkan risiko di luar kendali langsung.

“Dan kelima, kemitraan melalui konvergensi cyber komersial dan pemerintah,” ungkapnya.

Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono menambahkan, investasi berkelanjutan atau Environmental, Social and Corporate Governance (ESG) menjadi salah satu isu penting bagi para investor asing yang ingin menanamkan modalnya.

Berita Terkait : MPR Ngarep Andika Jaga Persatuan Dan Kedaulatan NKRI

"Setiap perbankan perlu menerapkan ESG dalam setiap aksi korporasinya. Menurutnya, peningkatan keamanan data dan privasi, serta keamanan produk finansial adalah bagian dari ESG," terang Teguh.

Ia menilai, penerapan investasi berkelanjutan dengan meningkatkan keamanan siber bisa jadi poin plus bagi setiap pelaku industri jasa keuangan.

Teguh juga mengingatkan, beberapa catatan bagi perbankan adalah tidak saja investasi keamanan siber meminimalisir operational risk, tetapi juga meningkatkan nilai value dari ESG perbankan di mata investor, terutama pada mereka yang berinvestasi pada saham-saham perbankan.

Berita Terkait : Dubes India Kumar Bharti, Promosikan Manfaat Rempah Bagi Kesehatan

"Peningkatan keamanan siber merupakan upaya bersama. Selain pencegahan dari regulator dan provider atau perbankan, kesadaran masyarakat mengenai keamanan data juga perlu terus ditingkatkan," tegas Teguh. [DWI]