Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi Versi Bank DBS Indonesia

Jumat, 16 Oktober 2020 09:09 WIB
Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi Versi Bank DBS Indonesia

RM.id  Rakyat Merdeka - Menyikapi keadaan saat ini, Bank DBS Indonesia senantiasa berkomitmen untuk memberikan pandangan terkini akan tren perekonomian dan investasi melalui webinar atau seminar online DBS eTalk Series, berjudul  DBS Macro Economic Insights: Recovering from Covid-19.

Baca juga : Pemerintah Benahi Sektor Hunian Layak Buat Rakyat

“Melalui webinar ini  diharapkan nasabah kami akan dapat memahami situasi ekonomi makro saat ini, dari wawasan yang diberikan oleh Ekonom DBS, sehingga dapat  menggali potensi peningkatan usaha dan bisnis, maupun pengembangan portofolio di iklim investasi era baru. Hal ini sejalan dengan komitmen kami sebagai mitra terpercaya berusaha juga untuk pengelolaan dan pengembangan kekayaan”, ujar Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia, Paulus Sutisna dalam rilisnya pada RMco.id.
 
Pada webinar DBS eTalk Series yang bertajuk “DBS Macro Economic Insights: Recovering from Covid-19” (15/10), para ekonom dari DBS Group Research, Dr. Taimur Baig dan Radhika Rao, berbagi tentang hasil penelitian mereka pada pertumbuhan ekonomi saat ini dan proyeksi mendatang pasca pemulihan ekonomi. Keduanya menyajikan perkiraan mobilitas ekonomi global, kawasan Asia dan beberapa negara terdekat, PDB, inflasi, kebutuhan pembiayaan domestik dan eksternal, dan perubahan nilai mata uang yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19.

Baca juga : Erick: Hilirisasi Industri Minerba Indonesia Jadi Magnet Buat Investor

 “Beberapa faktor akan sangat menentukan daya tahan dan kekuatan pemulihan, termasuk penyempurnaan siklus perdagangan, fiskal berkelanjutan dan akomodasi moneter, koordinasi regional untuk membuka kembali perjalanan dan pariwisata, dan mempertahankan praktik terbaik dalam pengelolaan pandemi akan menjadi kunci untuk memastikan pemulihan yang berkelanjutan,” ujar Managing Director and Chief Economist Group Research, DBS Bank, Dr. Taimur Baig.
 
 “Meskipun masih banyak tantangan, terdapat tanda-tanda bahwa ekonomi di Asia mulai bangkit kembali yang disebabkan dari berhasilnya pengelolaan pandemi, seperti kembalinya demand di Tiongkok, kebijakan moneter yang akomodatif, serta langkah-langkah fiskal yang besar dan tepat untuk mendukung pulihnya sektor konsumen, bisnis, dan sektor keuangan,” ujar Senior Vice President, Economics & Strategy Research, DBS Bank, Radhika Rao. 

Baca juga : Home Credit Indonesia Dapat Suntikan Modal Rp 892 M

Meskipun demikian, Radhika berpendapat bahwa Indonesia masih akan menempuh proses yang panjang dalam hal pengelolaan pandemi dan pemulihan kehidupan masyarakat, serta juga melihat terhadap beberapa faktor lain, seperti dampak pandemi pada ekonomi, pengelolaan dana bantuan, objektivitas Bank Indonesia, Pasar Keuangan, dan faktor risiko lainnya. 
 
PDB negara diperkirakan akan meningkat 5,5% tahun depan, sedangkan defisit fiskal diprediksi akan tetap terkontraksi ke -5,5% dari sebelumnya di angka -6,3%. Selain itu, beberapa faktor lainnya yang menjadi risiko pemulihan bagi Indonesia adalah penundaan kembalinya aktivitas jika kasus positif Covid-19 tidak kunjung mereda, tingginya partisipasi dari investor asing di pasar utang dalam negeri, kesehatan fiskal dan tingkat hutang publik serta rasio cadangan devisa terhadap pembiayaan eksternal bruto yang relatif lebih kecil bila dibandingkan negara-negara lain di kawasan regional, pungkasnya.[ARM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.