Dark/Light Mode

Bikin Milenial Kepincut

Pupuk Indonesia Siapkan Platform Digital

Senin, 13 Desember 2021 09:55 WIB
Dirut PT Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman (tengah) saat menjadi pembicara dalam program Muda Podcast-RM, Minggu (12/12).(Foto: Dok. BUMN Muda)
Dirut PT Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman (tengah) saat menjadi pembicara dalam program Muda Podcast-RM, Minggu (12/12).(Foto: Dok. BUMN Muda)

RM.id  Rakyat Merdeka - Raksasa pupuk nasional tak mau ketinggalan di era disrupsi teknologi dewasa ini. PT Pupuk Indonesia juga terus beradaptasi dengan berbagai teknologi baru, khususnya yang digemari oleh kaum milenial. Sehingga, bicara pupuk pun kini ada platform digitalnya.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman menyadari betul kesukaan para milenial itu. 

Ia pun mengandeng sejumlah pihak, termasuk perguruan tinggi untuk melakukan pengembangan teknologi di bidang pupuk. Salah satunya, teknologi PreciPalm, singkatan dari Precision Agriculture Platform for Oil Palm. 

Teknologi hasil kerja sama Pupuk Indonesia dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini mampu menghitung kebutuhan nutrisi perkebunan kelapa sawit, hanya lewat foto satelit. 

Baca juga : Anies Mulai Pamer Yang Manis-manis

“Kita bisa mengambil foto klorofil dari sawit. Nah, kalau klorofil itu difoto, dilihat, dianalisa, itu bisa diketahui berapa kebutuhan pupuknya. Kebutuhan pupuk N (Nitrogen)-nya berapa, P (Phospor)-nya berapa K (Kalium)- nya berapa,” terang Bakir. Penggemar berat mie celor.

Palembang ini berharap, platform digital yang sekarang semakin banyak dan berkembang, dapat membuat generasi muda tertarik dengan dunia pertanian. 

“Bukan hanya satelit, untuk agronomi pun ada alat untuk mengukur unsur hara tanah secara digital, itu bisa di develop,” paparnya. 

Menanggapi bonus demografi di Indonesia, dimana tahun 2030, akan lebih banyak anak mudanya, Bakir mengatakan, perlunya meremajakan para petani. 

Baca juga : Program Makmur Untuk Petani Digenjot Habis-habisan

Profesi petani jangan dianggap sebagai profesi orang-orang tua. Generasi muda harus diajak untuk menyukai pertanian. 

“Bahaya jika milenial banyak yang tidak tertarik terjun ke dunia pertanian. Selain akan membuat jumlah petani semakin sedikit, kondisi ini juga berdampak pada ketahanan pangan yang merupakan bagian dari ketahanan nasional atau national security,” jelas Bakir. 

Agar kaum muda tertarik ke dunia pertanian dan pupuk, perlu di-chalange dengan platform digital. Sekarang banyak bermunculan aplikasi terkait pertanian, perkebunan. 

“Milenial suka dengan yang serba terukur, digital, virtual. Karenanya perlu dibuatkan ‘mainan’ digital untuk membuat kaum muda tertarik,” katanya. 

Baca juga : Ini Resep Pupuk Indonesia Bersaing Dengan Swasta

Misalnya, ada teknologi sensor kebutuhan unsur hara di perkebunan kelapa sawit, sehingga dapat diukur perkembangannya. Sensor itu juga dapat memberi informasi kebutuhan pupuk dan lainnya.

“Saya rasa kalau ada mainannya, dan kita bisa siapkan ini. Insya Allah petani-petani muda akan tertarik,” katanya. [NAN/SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.