Dark/Light Mode

Cetak Rekor Baru, Kinerja Ekspor Impor Bikin Happy

Jumat, 17 Desember 2021 19:30 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi. (Foto: Ist)
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi terus bikin kejutan. Kinerja ekspor dan impor pada November 2021 bikin happy, lantaran kembali cetak rekor baru.

Diterangkan Lutfi, ekspor Indonesia pada November 2021 tembus 22,84 miliar dolar, atau naik 3,69 persen dibanding Oktober. "Kinerja ekspor Indonesia di November ini mencetak rekor baru. Dengan nilai ekspor bulanan tertinggi sepanjang sejarah. Bahkan melampaui angka ekspor pada Oktober 2021 lalu. Kenaikan ini didorong meningkatnya ekspor migas 29,95 persen dan nonmigas sebesar 2,40 persen," urainya dalam keterangan resmi yang diterima RM.id di Jakarta, Jumat (17/12).

Kinerja ekspor nonmigas meningkat di seluruh sektor. Utamanya dari pertambangan yang naik 6,51 persen secara bulanan month of month (MoM). Dikuti ekspor produk pertanian 4,18 persen, dan produk industri pengolahan 1,20 persen.

Beberapa produk utama Indonesia secara signifikan menyumbang peningkatan kinerja ekspor nonmigas pada November. Di antaranya kakao dan olahannya naik 67,44 persen MoM. Nikel dan barang turunannya naik 62,55 persen, logam mulia perhiasan/permata naik 54,05 persen, bahan kimia organik naik 28,10 persen, dan karet barang dari karet naik 22,86 persen.

Peningkatan kinerja ekspor produk tersebut terutama didorong oleh peningkatan harga komoditas nikel, emas, kelapa sawit dan karet mencapai level tertinggi.

Sementara itu, pertumbuhan ekspor produk manufaktur Indonesia yang ekspansif dikarenakan Purchasing Manager’s Index (PMI) Indonesia menempati posisi tertinggi dibanding dengan negara ASEAN lainnya.

Baca juga : BNI Xpora Perkuat Ekosistem Diaspora Dorong Kinerja Ekspor UMKM

Produk ekspor lain yang juga tumbuh signifikan dibanding bulan sebelumnya adalah alas kaki 21,33 persen, bijih terak dan abu logam 17,06 persen, serta mesin dan perlengkapan elektrik 12,15 persen.

Kata Lutfi, kontributor ekspor nonmigas terbesar Indonesia masih berasal dari China 5,42 miliar dolar AS turun 8,69 persen dibanding bulan sebelumnya. Diikuti Amerika Serikat 2,54 miliar dolar AS atau naik 8,51 persen, dan Jepang senilai 1,64 miliar dolar AS atau naik 16,29 persen.

Pertumbuhan ekspor nonmigas November 2021 secara signifikan terjadi di beberapa negara. Di antaranya Swiss 930,51 persen, Hong Kong 46,56 persen, Spanyol 42,30 persen, Uni Emirat Arab 40,17 persen, dan Korea Selatan 30,38 persen.

Di bulan ini, pertumbuhan ekspor nonmigas tertinggi ke kawasan Afrika lainnya yang tumbuh 109,68 persen dibanding bulan sebelumnya. Eropa Barat 35,55 persen, dan Amerika Tengah (31,03 persen). Artinya, ekspansi Mendag ke pasar nontradisional berbuah manis.

"Secara kumulatif, kinerja ekspor Januari-November 2021 tercatat 209,16 miliar dolar AS. Dan ini merupakan nilai ekspor tahunan tertinggi sepanjang sejarah. Mengalahkan rekor sebelumnya di tahun 2011 yang mencapai 203,50 miliar dolar AS. Hal ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Indonesia," tutur Lutfi.

Ekspor periode Januari-November 2021 tumbuh 42,62 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya year on year (YoY). Peningkatan ini dipengaruhi ekspor nonmigas yang naik menjadi 197,98 miliar dolar AS atau 42,00 persen.

Baca juga : Ekspornya Meroket 52 Persen, Kinerja Industri Mamin Tetap Gurih

Diikuti ekspor migas yang naik menjadi 11,18 miliar dolar AS atau 54,61 persen. Pada periode tersebut, beberapa produk utama ekspor nonmigas Indonesia mengalami peningkatan. Produk tersebut antara lain bijih, terak, dan abu logam naik 117,63 persen YoY, besi dan baja naik 92,83 persen YoY, bahan bakar mineral naik 90,52 persen YoY, berbagai produk kimia naik 83,01 persen YoY, dan lemak dan minyak hewan/nabati naik 64,95 persen YoY. Sementara impornya pada November 2021 tercatat 19,33 miliar dolar AS.

Ini juga menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah. Rekor sebelumnya tercipta pada Juli 2018 yaitu 18,29 miliar dolar AS. Nilai ini meningkat 18,62 persen MoM. Dipicu impor migas yang naik 59,37 persen dan nonmigas 13,25 persen.

Ditinjau dari kelompok penggunaan barang, kata Lutfi, struktur impor lndonesia pada November ini masih didominasi bahan baku penolong 74,14 persen, diikuti barang modal 15,51 persen, dan barang konsumsi 10,35 persen.

Peningkatan impor di November 2021 didorong kenaikan impor keseluruhan golongan barang. Baik barang konsumsi 25,89 persen MoM, barang modal 25,17 persen MoM, maupun bahan baku/penolong 16,41 persen MoM.

"Hal tersebut mengindikasikan tren pemulihan daya beli masyarakat dan kinerja industri nasional," cetus mantan duta besar RI untuk Jepang ini.

Menurut Lutfi, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada November 2021 mencapai 118,5, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya mencapai 113,4. Angka kenaikan ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Indonesia semakin membaik karena semakin tingginya kepercayaan konsumen untuk membeli barang konsumsi.

Baca juga : Punya Warna Baru, New Honda Scoopy Makin Sporty

Peningkatan impor barang konsumsi di November 2021 ini terutama disebabkan oleh naiknya permintaan akan sayuran 66,71 persen MoM, produk farmasi 59,73 persen MoM, dan buah-buahan 15,72 persen MoM.

Beberapa produk impor nonmigas yang mengalami kenaikan antara lain biji dan buah mengandung minyak sebesar 147,17 persen, perabotan dan alat penerangan 94,88 persen, sayuran 66,71 persen, produk farmasi 59,73 persen, serta bijih terak dan abu logam 46,98 persen.

Sedangkan dari segi negara mitra, pertumbuhan terbesar berasal dari Panama 54 persen, Kanada 60,70 persen, Inggris 49,18 persen, Spanyol 45,61 persen, dan Belanda 42,64 persen. Kinerja impor Indonesia pada període Januari-November 2021 mencapai 174,84 miliar dolar AS atau naik 37,53 persen YoY. Pertumbuhan tersebut ditopang lonjakan impor migas 73,40 persen dan kenaikan impor nonmigas 33,52 persen.

Menurut Lutfi, selama periode Januari-November 2021, peningkatan impor terjadi pada keseluruhan golongan barang. Di mana impor barang konsumsi naik 36,73 persen YoY, bahan baku/penolong 41,65 persen YoY, dan barang modal naik 19,92 persen YoY.

"Kenaikan impor període ini menjadi sinyal positif bagi tren pertumbuhan ekonomi domestik. Diharapkan dapat bertahan ke tahun mendatang," pungkasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.