Dark/Light Mode

Soal Literasi Kebencanaan, Ulama Punya Peran Penting

Selasa, 28 Desember 2021 18:27 WIB
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati saat Rapat Koordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara virtual di Jakarta, Senin (27/12). (Foto: Ist)
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati saat Rapat Koordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara virtual di Jakarta, Senin (27/12). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan ulama memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi umat soal pencegahan dan penanggulangan bencana.

"Hal ini karena pengaruh ulama yang mampu mensyiar dan berdakwah, sehingga dapat memberikan pemahaman pada umat mengenai mitigasi bencana. Mengingat hampir seluruh wilayah Indonesia adalah daerah rawan bencana," ungkap Dwikorita saat Rapat Koordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara virtual di Jakarta, Senin (27/12).

Dwikorita yakin masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, akan sangat patuh dan taat terhadap para ulama. Terlebih informasi yang disampaikan dikemas dengan nilai-nilai religiusitas.

Menurut Dwikorita, sinergitas ulama dan umaro (pemimpin-red) akan semakin memperkuat rencana aksi mitigasi guna menekan risiko akibat bencana alam.

Baca juga : Jalan Anies Masih Lapang

"Bencana alam memang tidak bisa dihindari karena merupakan ketetapan Allah SWT, namun manusia bisa berikhtiar dan bersiap dengan segala kemungkinan untuk mengurangi risikonya," ujarnya.

Dwikorita optimistis, jika semakin banyak kiai, ulama, dan pemuka agama yang menyampaikan literasi kebencanaan kepada masyarakat maka akan semakin mempercepat terwujudnya masyarakat tangguh bencana. Dengan begitu, target zero victim apabila sewaktu-waktu Indonesia dihantam bencana juga bisa tercapai.

"Kesadaran terhadap bencana sangat penting karena dengan meningkatnya pemahaman akan kebencanaan dapat mengurangi dan mengantisipasi dampak risiko bencana," imbuhnya.

Dwikorita memaparkan frekuensi bencana alam di Indonesia terus meningkat. Contohnya gempa bumi dimana setiap tahun jumlahnya cenderung terus meningkat. Jika dalam kurun waktu 2008-2016 rata-rata terjadi sebanyak 5.000-6.000 kali dalam setahun, maka di tahun 2017, jumlahnya meningkat menjadi 7.169 kali.

Baca juga : Nikah, Maharnya Bitcoin

Angka tersebut, kata dia, kemudian naik kembali di tahun 2019 menjadi lebih dari 11.500 kali. Dalam hal bencana tsunami, selama periode tahun 1600 - Oktober 2021, telah terjadi 246 kali tsunami di Indonesia.

Tidak hanya soal gempa bumi dan tsunami, lanjut Dwikorita, dalam hal perubahan iklim, BMKG mencatat tahun 2016 merupakan tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.8 °C sepanjang periode pengamatan 1981 hingga 2020. Tahun 2020 sendiri menempati urutan kedua tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.7 °C, dengan tahun 2019 berada di peringkat ketiga dengan nilai anomali sebesar 0.6 °C.

Kondisi ini pula yang mengakibatkan mencairnya salju abadi di Puncak Jaya, Papua. Bila awalnya luasan salju abadi sekitar 200 km persegi, maka kini hanya menyisakan 2 km persegi atau tinggal 1 persen saja. Salju dan es abadi di Puncak Jaya sendiri merupakan keunikan yang dimiliki Indonesia, mengingat wilayah Nusantara beriklim tropis.

Fenomena lainnya, tambah dia, munculnya siklon tropis seroja yang mengakibatkan bencana banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) April 2021 lalu. Fenomena siklon bisa dikatakan sangat jarang terjadi di wilayah tropis seperti Indonesia. Namun, selama 10 tahun terakhir kejadian siklon tropis semakin sering terjadi.

Baca juga : KPK Terima Dengan Lapang

"Kondisi ini harus diantisipasi dengan upaya mitigasi yang kuat oleh semua pihak dan elemen masyarakat, termasuk ulama dan pemuka agama. Jika tidak, maka dampaknya akan semakin luas dan sulit tertangani," pungkasnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.