Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasus Omicron Di Tanah Air Kini Jadi 318, Mayoritas Impor Dari Turki Dan Arab Saudi

Sabtu, 8 Januari 2022 16:53 WIB
Ilustrasi pengambilan sampel varian Covid-19 Omicron (Foto: Istimewa)
Ilustrasi pengambilan sampel varian Covid-19 Omicron (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus konfirmasi Omicron kembali bertambah. Pada Jumat (7/1) pemerintah mencatat 57 penambahan kasus, sehingga total konfirmasi Omicron menyentuh angka 318.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, mayoritas orang yang terinfeksi Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap. Umumnya tak bergejala, atau hanya bergejala ringan.

Ini berarti, vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19.

Namun, vaksinasi saja tidak cukup. Harus dibarengi dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

Hal ini penting dilakukan untuk menjamin seseorang aman dari tertular maupun menularkan Covid-19 kepada orang lain.

Rincian penambahan 57 kasus Omicron terdiri dari 7 orang transmisi lokal dan 50 orang pelaku perjalanan luar negeri.

Baca juga : Kasus Omicron RI Bertambah 68, Tolong Jangan Egois, Tunda Dulu Plesiran Ke LN

Secara keseluruhan, dari awal kasus Omicron pada Desember 2021 hingga Jumat (7/1), kasus transmisi lokal telah mencapai 23 orang dan kasus dari pelaku perjalanan luar negeri berjumlah 295.

Secara kumulatif, kasus paling banyak berasal dari Turki dan Arab Saudi.

Sebanyak 99 persen kasus Omicron yang diisolasi, memiliki gejala ringan atau tanpa gejala.

Sebanyak 97 persen kasus didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri, dan berasal dari Provinsi DKI Jakarta.

Selanjutnya, sebanyak 4,3 persen kasus memiliki komorbid seperti diabetes melitus dan hipertensi, serta 1 persen kasus membutuhkan terapi oksigen.

Terkait hal tersebut, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, pihaknya merekomendasikan perawatan berupa perubahan tatalaksana pada pasien tak bergejala dan gejala ringan. Misalnya, melalui penambahan obat Molnupiravir dan Paxlovid untuk gejala ringan.

Baca juga : Alert!! 1 Kasus Omicron Lokal Terdeteksi, Pasien Tak Pernah Ke LN, Sempat Makan-makan Di SCBD

"Selain itu, perlu penyiapan isolasi terpusat di DKI Jakarta dan aktivasi program telemedicine untuk isolasi mandiri di DKI Jakarta. Pasien komorbid dengan tingkat keparahan apa pun dirawat di rumah sakit,” katanya di Jakarta, Sabtu (8/1).

Kemenkes juga merekomendasikan asesmen kebutuhan konsentrator oksigen atau isotank di daerah dengan peningkatan kasus perawatan seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Sulawesi Utara.

Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk dan pilek.

Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta.

Sejak ditemukan pertama kali pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, kini Omicron telah terdeteksi di lebih dari 110 negara dan diperkirakan akan terus meluas.

Di level nasional, pergerakan Omicron juga terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada 16 Desember 2021.

Baca juga : Total Kasus Omicron RI Kini Jadi 46, Karantina 10 Hari Sudah Tepat

Kemenkes mendorong daerah untuk memperkuat kegiatan 3T (testing, tracing, treatment), aktif melakukan pemantauan apabila ditemukan klaster baru Covid-19.

Segera lapor dan berkoordinasi dengan pusat, apabila ditemukan kasus konfirmasi Omicron di wilayahnya.

Kewaspadaan individu juga harus terus ditingkatkan untuk menghindari potensi penularan Omicron.

Protokol kesehatan 5M dan vaksinasi harus berjalan beriringan, sebagai kunci untuk melindungi diri dan orang sekitar dari penularan Omicron. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.