Dark/Light Mode

Ketua Dewan Pers Minta Media Jadi Pendingin

Kamis, 13 Juni 2019 07:18 WIB
Acara Pisah Sambut Anggota Dewan Pers periode 2016 - 2019 dengan pengurus baru periode 2019-2022 di Jakarta, Rabu (13/6). Tampak Ketua Dewan Pers M Nuh (delapan kiri) bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (kedua kiri), Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise (selendang putih) dan sejumlah tokoh lainnya. (Foto: Istimewa).
Acara Pisah Sambut Anggota Dewan Pers periode 2016 - 2019 dengan pengurus baru periode 2019-2022 di Jakarta, Rabu (13/6). Tampak Ketua Dewan Pers M Nuh (delapan kiri) bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (kedua kiri), Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise (selendang putih) dan sejumlah tokoh lainnya. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Dewan Pers M.Nuh meminta seluruh media untuk menjadi pendingin di tengah panasnya suhu politik nasional.

Media juga diminta tidak memproduksi berita yang bisa memicu amarah masyarakat. Menurut mantan Menteri Pendidikan ini, yang diharapkan saat ini adalah produk jurnalistik yang memberikan pencerahan kepada masyarakat.

“Kalau fungsi media menjadi pemanas, situasi bangsa panas, maka media harus jadi pendingin,” kata M Nuh dalam sambutannya di acara Pisah Sambut Anggota Dewan Pers Periode 2016-2019 dengan Periode 2019-2022 di Jakarta, Rabu (13/6) malam.

Baca juga : Dewan Minta Anies Mutakhirkan Data Kependudukan

Dalam kesempatan itu, M.Nuh juga menyinggung maraknya berita hoaks di media sosial. Ia meminta peran insan pers untuk meluruskan mana berita yang benar dan mana berita hoaks. Peran edukasi itu perlu dijalankan oleh media agar masyarakat tidak menelan mentah-mentah informasi yang beredar.

Tapi jika peran itu tidak dilakukan maka dikhawatirkan kegaduhan akan terjadi. “Kalau media tidak bisa mendidik masyarakat secara keseluruhan, maka nanti masyarakat zaman sekarang tidak bisa menyaring. Karena dengan tingkat edukasi yang baik masyarakat secara otomatis melalui dirinya sendiri bisa melakukan filter,” sambungnya.

Sementara mantan Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo menyinggung banyaknya penggiat pers yang terjun ke ranah politik.

Baca juga : Pensiun, Parker : Saya Tidak Bisa Jadi Tony Parker Lagi

“Banyak ahli pers kita yang masuk ke politik, yang masuk ke partai, tentu tidak bisa lagi digunakan keahliannya. Tugas Dewan Pers nanti yang baru di bawah kepimpinan pak Nuh, adalah melatih kembali, merebut kembali ahli pers, jangan sampai kasus pers dibawa ke kasus pidana, maupun perdata, kalau bisa diselesaikan di dewan pers,” ujar Yosep.

Selain itu, pria yang akrab disapa Stanley itu berharap kepengurusan Dewan Pers yang baru bisa memperkuat peran pers sebagai salah satu pilar demokrasi. Pers harus tepat dan kritis. Pers juga harus menyampaikan peringatan-peringatan sebagai bagian early warning system.

“Saya kira, pers merupakan bagian penting dalam demokrasi ini, karena kita tahu ketika eksekutif bermasalah, yudikatif bermasalah, legislatif bermasalah, pers yang menjadi pilar keempat berdemokrasi yang bekerja,” ujarnya.

Baca juga : Sidang Perdana MK Bisa Jadi Momentum Pertemuan Jokowi-Prabowo

Untuk diketahui, sembilan anggota Dewan Pers 2019-2022 sudah dilantik. Kesembilan anggota Dewan Pers yang baru itu adalah Arif Zulkifli, Hendry Ch Bangun, dan Jamalul Insan.

Mereka mewakili unsur wartawan. Sementara yang mewakili perusahaan pers adalah Ahmad Djauhar, Agung Darmajaya, dan Asep Setiawan. Sisanya; Agus Sudibyo, Hassanein Rais, dan Mohammad Nuh mewakili unsur tokoh masyarakat.  [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.