Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kominfo Kolaborasi Setarakan Gender Lewat Kewirausahaan Digital

Minggu, 24 April 2022 14:08 WIB
Webminar Perayaan Hari Kartini Women in Digital Entrepreneurship (WiDE), RecoverTogether with Digital Entrepreneurship, dari Jakarta Pusat, Kamis (21/4). (Foto: Istimewa)
Webminar Perayaan Hari Kartini Women in Digital Entrepreneurship (WiDE), RecoverTogether with Digital Entrepreneurship, dari Jakarta Pusat, Kamis (21/4). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan, selama pandemi Covid-19 makin banyak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berhasil beradaptasi. Menurutnya, kebangkitan UMKM bisa terwujud karena peningkatan daya saing lewat proses digitalisasi, adaptasi digital, dan digital agility.                

Melalui tiga proses tersebut, nilai ekonomi digital Indonesia selama pandemi Covid-19 di tahun 2020 tumbuh sekitar 11 persen yang juga diikuti oleh peningkatan transaksi keuangan digital perbankan Indonesia sebesar 25 hingga 40 persen di tahun 2020.

"Kita patut bangga bahwa kemajuan tersebut tidak lepas dari peran perempuan sebagai pilar utama dalam pertumbuhan bisnis UMKM yang telah berkontribusi sebesar 60 persen dari total 58 juta UMKM di Indonesia," ujarnya dalam webminar Perayaan Hari Kartini Women in Digital Entrepreneurship (WiDE): #RecoverTogether with Digital Entrepreneurship, dari Jakarta Pusat, Kamis (21/4).                

Dalam acara yang digelar Badan Penelitian dan Pengembangan SDM  Kementerian Kominfo itu, Johnny mengutip hasil survei Google tahun 2020. Sesuai laporan Advancing Women in Entrepreneurship, Indonesia memiliki tingkat partisipasi perempuan di bidang kewirausahaan tertinggi di Asia Tenggara.                

Meskipun demikian, para wirausaha perempuan kita masih menghadapi tantangan berupa kurangnya jaringan bisnis dan keterampilan pemasaran. Survei ini juga mengungkapkan fakta bahwa 8 dari 10 perempuan yang sudah atau baru ingin berwirausaha di Indonesia, berkeinginan untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam berbisnis.                

Baca juga : Kemenkes Siagakan 340 Pos Kesehatan Di Jalur Mudik

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Femmy Kartika Eka Putri mengakui masih banyak tantangan yang dihadapi oleh pewirausaha perempuan.              

"Melalui Indeks Pemberdayaan Gender (IPG), kita bisa melihat bahwa peran aktif perempuan dalam ekonomi dan politik masih terbilang rendah. Padahal, pendidikan dan pengembangan kewirausahaan merupakan pilar penting untuk mewujudkan kesetaraan di mana teknologi berperan besar dalam membantu peningkatan partisipasi perempuan dalam sektor ekonomi," ujarnya.                

Pemeritah juga telah berupaya mengurangi kesenjangan gender di sektor ekonomi. Bahkan sejalan dengan agenda Presidensi G20 yang mengusung tema Recover Together, Recover Stronger, Indonesia menekankan dimensi kesetaraan gender sebagai salah satu bahasan.               

Di Indonesia, jumlah populasi perempuan sebesar 49,42 persen seimbang dengan jumlah populasi laki-laki 50,58 persen. Oleh karena itu, tidak akan ada proses pemulihan bersama jika setengah dari populasi yang ada tidak dapat memperoleh akses ekonomi yang utamanya terjadi pada perempuan.

Femmy mengapresiasi Kementerian Kominfo yang telah membuat berbagai kebijakan yang responsif gender.

Baca juga : Menteri Teten: Kolaborasi Jadi Cara Jitu Wujudkan Indonesia Kiblat Fesyen Muslim Dunia

"Kegiatan Women in Digital Entrepreneurship ini tentunya merupakan salah satu upaya nyata pemerintah untuk memberikan akses bagi meningkatnya partisipasi perempuan dalam ekonomi melalui teknologi digital," sebutnya.      

Untuk mewujudkan perempuan yang berdaya, Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengingatkan arti penting strategi dan langkah yang tepat.

"Ada tiga strategi berupa; pembangunan TIK yang merata di seluruh Indonesia, peningkatan literasi digital perempuan, serta penyiapan kerangka regulasi yang tidak diskriminatif bagi perempuan untuk memiliki akses bisnis," ujarnya.

Perwakilan UN Women, Jamshed M. Kazi mengatakan sekalipun makin banyak model bisnis yang didukung teknologi digital, perempuan masih kurang terwakili sebagai inovator, pengusaha, maupun pekerja.

"Tantangan sulitnya mengakses pengembangan keterampilan, menjadi penyebab inovasi yang mampu memenuhi kebutuhan pewirausaha perempuan menjadi stagnan," tuturnya.

Baca juga : Resmikan Kantor Baru di Semarang, Accenture Perluas Jejaknya di Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo,  Mira Tayyiba menyatakan, pemerintah melalui Kementerian Kominfo berusaha menyikapi urgensi partisipasi perempuan tersebut melalui kebijakan strategis dengan mempercepat penyediaan infrastukutur digital untuk percepatan TIK di seluruh Indonesia.

"Setelahnya pemerintah, industri, akademia, media, dan masyarakat perlu bekerja sama mendorong pemberdayaan perempuan melalui bidang science, technology, engineering, dan mathematics (STEM)," tuturnya.                

Mira menambahkan, lewat Digital Entrepreneurship Academy (DEA) dalam program Digital Talent Scholarship (DTS), Kementerian Kominfo  menyediakan pelatihan untuk pewirausaha digital.

"Tak terkecuali perempuan. Program DEA berupaya membuka peluang bagi perempuan untuk memanfaatkan teknologi digital agar lebih banyak wirausaha go-digital," tandasnya. [OSP]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.