Dark/Light Mode

Kinerja Triwulan I-2022

Naik 17 Persen, Investasi Industri Manufaktur Tembus Rp 103,5 T

Jumat, 29 April 2022 10:56 WIB
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto: ist)
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Realisasi investasi sektor industri pengolahan sepanjang Januari-Maret 2022 mencapai Rp 103,5 triliun. Jumlah tersebut memberikan kontribusi signfikan sebesar 36,7 persen terhadap total nilai investasi di Tanah Air pada triwulan I tahun 2022, yang menembus Rp 282,4 triliun.

“Investasi sektor industri pada triwulan I-2022 naik 17 persen secara year on year. Artinya, di tengah gejolak ekonomi global dan dampak pandemi Covid-19, kepercayaan diri para investor, khususnya dari sektor industri masih sangat tinggi,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (29/4).

Agus menjelaskan, pihaknya proaktif untuk menarik minat para investor nasional dan global agar tetap menanamkan modalnya di Indonesia. “Hal ini guna memperkuat struktur manufaktur industri di dalam negeri sehingga bisa lebih berdaya saing global,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Agus, pemerintah bertekad untuk semakin menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku usaha melalui pemberian berbagai insentif fiskal dan nonfiskal. “Kenaikan investasi juga menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah masih on the right track,” tuturnya.

Baca juga : Meroket 70 Persen, Laba Bank Mandiri Tembus Rp 10 Triliun

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, pada triwulan I-2022, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di sektor industri manufaktur sebesar Rp 25,6 triliun atau berkontribusi 18,9 persen terhadap total capaian PMDN yang menembus Rp 135,2 triliun.

Sektor manufaktur yang mengucurkan dananya paling besar pada periode tersebut, yakni industri makanan dengan nilai Rp 9,7 triliun melalui 2.181 proyek. Kemudian disusul industri kimia dan farmasi sebesar Rp 4,6 triliun dengan 846 proyek, serta industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 2,6 triliun dengan 432 proyek.

Sementara itu, pada Januari-Maret 2022, realisasi penanaman modal asing (PMA) di sektor industri manufaktur sebesar 5,4 miliar dolar AS atau menyumbang 52,9 persen dari total capaian PMA yang berada di angka 10,3 miliar dolar AS. “Sektor industri manufaktur memberikan kontribusi paling besar terhadap realisasi PMA pada triwulan I-2022,” ungkap Agus.

Adapun yang menjadi penyumbang dominannya adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar 2,5 miliar dolar AS dengan jumlah 443 proyek. Kemudian disusul industri kimia dan farmasi 854 juta dolar AS dengan 650 proyek, industri makanan 686 juta dolar AS dengan 951 proyek, serta industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain 542 juta dolar AS dengan 468 proyek.

Baca juga : Triwulan I, Penerimaan Negara Dari Hulu Migas Tembus Rp 62 T

“Kalau secara total PMDN dan PMA, realisasi investasi terbesarnya dikontribusikan oleh industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp39,7 triliun,” sebut Agus. Capaian gemilang ini tidak terlepas dari jalannya kebijakan hilirisasi industri, salah satunya upaya penghiliran nikel yang tengah dipacu dalam mendukung percepatan pembangunan ekosistem kendaraan listrik dengan pengembangan pabrik baterainya.

Merujuk data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total nilai investasi pada triwulan I-2022 mencetak rekor pertumbuhan tertinggi sepanjang 10 tahun terakhir, atau tumbuh 28,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 219,7 triliun. Realisasi investasi triwulan I-2022 tersebut telah mencapai 23,5 persen dari target yang diamanahkan Presiden Jokowi sebesar Rp 1.200 triliun pada tahun ini.

“Kami optimistis target tersebut bisa tercapai. Oleh karena itu, perlu adanya kepastian hukum dan kepastian usaha bagi para pelaku industri di Indonesia untuk mendukung iklim usaha,” tegas Menperin. 

Apalagi, perhelatan Presidensi G20 Indonesia akan menjadi momentum untuk membuka peluang dan menyampaikan potensi terhadap peningkatan kerja sama investasi, terutama di sektor industri.

Baca juga : Ganjar Cukur Gundul, Donasi Untuk Anak Penyintas Kanker Tembus Rp 280 Juta

“Pemerintah Indonesia akan mengoptimalkan ajang Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) untuk menggaet lebih banyak investor global khususnya dari negara-negara G20. Kita yakinkan juga kepada mereka, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama investasi,” imbuhnya. 

Namun demikian, untuk mencapai sasaran ini, diperlukan langkah sinergi dan kolaboratif di antara seluruh pemangku kepentingan terkait. 

Menperin juga mengapresiasi kepada para pelaku industri yang kian agresif memperluas usahanya atau ekspansi di Indonesia. “Karena ini terbukti berdampak luas bagi pemulihan ekonomi nasional, termasuk pada peningkatan jumlah serapan tenaga kerja,” pungkasnya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.