Dark/Light Mode

Kementan Siap Kembangkan Kampung Lengkeng Untuk Tingkatkan Daya Saing

Jumat, 13 Mei 2022 12:38 WIB
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto (kanan) saat kunjungan ke kampung lengkeng di Desa Sugian, Tuban, Jawa Timur/Ist
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto (kanan) saat kunjungan ke kampung lengkeng di Desa Sugian, Tuban, Jawa Timur/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura memiliki program prioritas Pengembangan Kampung Hortikultura. Program ini salah satu cara untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura, yang mana menjadi arah kebijakan pengembangan hortikultura dan diharapkan dapat menjadi solusi peningkatan produksi dan pemenuhan pangan. 

Sekaligus menjadi legacy Direktorat Jenderal Hortikultura untuk pertanian Indonesia, sesuai dengan arahan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Salah satunya Kampung Kelengkeng di Desa Sugian Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, ada tanaman kelengkeng seluas 36 hektar dengan total jumlah pohon 60 ribu kemudian yang produksi baru 30 ribu pohon, dengan sistem petani mandiri, pengelolaannya pun dari masing masing petani.

Baca juga : Kementan Pastikan Ternak Untuk Idul Adha Sehat Dan Aman

Direktorat Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengungkapkan bahwa kampung ini contoh Kampung hortikultura yang didorong untuk programnya Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian.

”Supaya satu daerah itu ada cirinya, kampung-kampung ini kita daftarkan. Kami akan memonitor terus setelah 3 tahun program kampung ini sudah sampai mana. Kami sudah tahun 2021 ada 800-an kampung buah, nanti di tahun 2023 ada 1.000-an tambahannya, tersebar di seluruh Indonesia,” jelas Prihasto.

Lebih lanjut, Prihasto menjelaskan, tanaman 1 pohon bisa menghasilkan 40 sampai 50 kg, per-kgnya antara 40 sampai 50 ribu rupiah. Artinya, 1 pohon antara 1,6 juta sampai 2 juta rupiah dan ini memberikan kesejahteraan luar biasa bagi petani.

Baca juga : DHL Express Kenalkan Kendaraan Listrik Untuk Logistik Berkelanjutan

“Ini ada daftarnya, jadi orang mau ekspor supaya jelas dan terfokus terkonsentrasi semuanya. Dari segi bimbingan teknis juga jadi lebih mudah, pengawalan pendampingannya juga jadi lebih mudah, pembinaan dan monitoringnya jadi lebih mudah. Kami langsung tepat sasaran,” jelas Prihasto.

Ketua Kelompok Tani Tirtomakmur juga mengungkapkan, ada banyak kendala masalah perawatan karena masih pemula. Dan untuk mendapatkan solusi, dia mengikuti pelatihan senior dari Magelang, Yogyakarta terkait budidaya kelengkeng. 

Diawal-awal memang agak kesulitan karena belum pernah tahu yang namanya kelengkeng itu seperti apa. Terus kendala lain pada waktu buah harus berjuang melawan kelelawar, dan membungkus, terutama waktu buah mulai manis. 

Baca juga : Kementan Siapkan Strategi Pemberantasan, Mentan: PMK Tidak Menular Ke Manusia

Untuk pemasaran, pihaknya menolak menolak pengunjung. Jadi, masih kekurangan buah. Permintaan yang tinggi tetapi produksi masih sangat kecil

”Harapan ke depan mudah-mudahan pemerintah Kabupaten Provinsi, dan Pusat selalu memberikan support, terutama bantuan seperti jaring atau tiang tiang besi karena kami sementara pakai bambu, jadi cuma 1 tahun sudah ganti,” ujar Ketua Kelompok Tani Tirtomakmur.

Sementara, Prihasto berharap program yang diterapkan cocok, terkonsentrasi, terutama dalam aspek pemasaran. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.