Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pertanian Terbukti Jadi Bantalan Perekonomian Nasional

Parlemen, Guru Besar Hingga Pengamat Akui Kinerja Mentan

Rabu, 8 Juni 2022 07:50 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Dok. Kementan)
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Dok. Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sektor pertanian terbukti menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Ini tidak lepas dari terobosan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo sehingga produksi pertanian naik, kesejahteraan petani juga terdongkrak.

Anggota Komisi IV DPR Salim Fakhri menilai produksi pertanian selama tiga tahun terakhir ini mengalami pening­katan. Peningkatan tersebut bisa dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2022, dimana nilai tukar petani (NTP) mencapai 108,67 atau naik sebesar 0,30 persen. Sedangkan nilai tukar usaha petani (NTUP) mencapai 108,65 atau naik 0,12 persen. “Indonesia juga sudah tidak impor beras selama tiga tahun ini,” kata Salim Fakhri, kemarin.

Bagi politisi Golkar ini, ini semua bisa dicapai tidak lepas dari dukungan dan kerjasama yang terbangun antara Kementan bersama Komisi IV DPR. “Kinerja yang sudah baik jangan sampai terganggu oleh wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kini banyak terjadi di berbagai daerah,” katanya.

Baca juga : Bupati Sragen Apresiasi Presiden Jokowi & Kinerja Mentan

Salim mengaku khawatir kemunculan wabah ini akan mengganggu kinerja pertanian yang sudah sangat baik ini. Apalagi wabah ini terjadi jelang Hari Raya Idul Adha. “Ekonomi kita sekarang sudah tumbuh luar biasa. Tapi efek PMK ini, harga yang dibeli pedagang kepada peternak murah, sementara ke masyarakat dijual mahal dengan alasan kekurangan (stok),” katanya.

Untuk itu, dia mendukung upaya Kementan untuk segera mengatasi wabah PMK ini melalui percepatan vaksinasi kepada sapi para peternak. “Pak Mentan sudah jamin pasokan daging aman ke masyarakat, ini kita apresiasi. Mentan juga tengah mengupayakan minggu kedua Juni ini sudah ada vaksin, ini harus kita dukung agar PMK ini segera berlalu,” tambah dia.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) University Prof. Edi Santosa juga yakin kenaikan NTP dan NTUP sebagaimana dirilis BPS membuktikan, peningkatan produksi pertanian ikut berdampak kepada kesejahteraan petani. Peningkatan ini tidak lepas dari tiga hal, yakni peningkatan kualitas benih, penyediaan pupuk dan penggunaan alsintan yang massive di tingkat petani.

Baca juga : Peringati Hari Internasional Al-Quds, Iran serukan Pembebasan Palestina

“Menurut saya inilah yang disebut pertanian maju, mandiri dan modern di bawah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo,” jelas Ketua Bidang Kajian Kebijakan Pertanian pada Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) ini.

Hal senada dilontarkan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Yadi Sofyan Noor. Menurutnya, kerja keras Kementerian Pertanian (Kementan) di masa pandemi Covid-19 mampu menjadikan sektor pertanian sebagai bantalan pertumbuhan ekonomi nasional. Melansir data BPS, produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian pada triwulan II 2020 (Q to Q) sebesar 16,24 merupakan pertumbuhan yang paling tinggi dan penyelamat pertumbuhan PDB nasional disaat sektor lainya mengalami kontraksi.

Tidak hanya itu, kebijakan dan program pembangunan pertanian yang dijalankan Menteri Syahrul juga berhasil mencatatkan peningkatan kinerja ekspor. Di tahun 2019, nilai ekspor pertanian Rp 390,16 triliun, naik 15,79 persen di tahun 2020 sebesar Rp 451,77 triliun dan pada 2021 sebesar Rp 625,04 triliun, naik 38,68 persen dibanding tahun sebelumnya. Menurutnya, ini menunjukkan bahwa Kementan komitmen mengawal kegiatan peningkatan produksi dan ekspor melalup Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).

Baca juga : Flip Gelar Kelas Kelola Keuangan Bagi Nelayan

Yang menggembirakan, daya beli petani juga naik. “Peningkatan daya beli pun tentu karena adanya peningkatan produksi pangan dan harga yang menguntungkan petani, salah satunya naiknya produksi padi,” jelasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.