Dark/Light Mode

Jadi Lumbung Pangan Nasional

Bupati Sragen Apresiasi Presiden Jokowi & Kinerja Mentan

Minggu, 22 Mei 2022 20:51 WIB
Petani Sragen panen padi. (Foto: Ilustrasi/Istimewa)
Petani Sragen panen padi. (Foto: Ilustrasi/Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bupati Sragen Yuni Sukowati menyampaikan terima kasih atas arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam meningkatkan produksi beras nasional selama beberapa tahun terakhir.

Menurut Yuni, arahan Jokowi dan juga kerja cerdas SYL mampu membuat Kabupaten Sragen menjadi salah satu lumbung pangan nasional. berdasarkan catatan, papar Yuni, Sragen menjadi lumbung pangan terbesar kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap.

Di tingkat nasional, Sragen menjadi lumbung pangan terbesar urutan kesembilan di Indonesia. Adapun luas lahan sawah di Sragen mencapai 40.129 hektare dan lahan kering 54.026 hektare.

Baca juga : Pencemaran Sungai Di DKI Makin Parah

"Alhamdulillah Sragen bisa terus berkontribusi terhadap pangan nasional. Ini semua berkat arahan Bapak Presiden dan juga kerja cerdas Pak Menteri (SYL)," ujar Yuni dalam keterangannya, Minggu (22/5).

Yuni mengatakan, Presiden Jokowi sejauh ini memang memiliki perhatian yang cukup  besar terhadap sektor pertanian. Bahkan dalam beberapa kesempatan, Jokowi dan SYL memantau penanaman dan panen bersama baik padi maupun jagung.

"Bapak Presiden juga mampu membuat petani semakin bersemangat dalam melakukan produksi setiap hari. Ditambah pak Menteri yang terus memantau jalanya proses produksi agar tetap meningkat," katanya.

Baca juga : Tumbangkan Wakil Tuan Rumah, Apri/Fadia Siap Hadapi Jongkolphan/Rawinda

Terakhir, Yuni mengapresiasi kebijakan pemerintah yang tidak melakukan impor beras dalam waktu tiga tahun terakhir. Menurut Yuni, kebijakan tersebut merupakan implementasi dan kolaborasi kerja nyata yang dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan, Indonesia sudah tidak mengimpor beras selama tiga tahun terakhir setelah sebelumnya mengimpor 1,5-2 juta ton beras setiap tahunnya. Dia berharap, capaian tersebut dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan dengan menggenjot produktivitas dalam negeri.

"Yang biasanya kita impor 1,5 juta sampai 2 juta ton per tahun, sudah 3 tahun ini kita tidak. Ini yang harus dipertahankan, syukur stoknya bisa kita perbesar. Artinya, produktivitas petani itu harus ditingkatkan," katanya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.