Dark/Light Mode

H-1 Rabu Pahing

Jokowi 4 Kali Bilang Bodoh

Rabu, 15 Juni 2022 07:46 WIB
Presiden Jokowi (Foto: Setpres)
Presiden Jokowi (Foto: Setpres)

 Sebelumnya 
Karena itu, Jokowi menginstruksikan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk terus mengawal realisasi komitmen pemanfaatan APBN dan APBD untuk belanja produk dalam negeri. Jangan sampai APBN sebesar Rp 2.714 triliun, dan APBD sebanyak Rp 1.197 triliun, belinya produk impor, bukan produk dalam negeri.

"Ini uang rakyat, uang yang dikumpulkan dari pajak, dikumpulkan dengan cara yang tidak mudah, kemudian belanjanya produk impor. Bodoh sekali kita," Jokowi kembali mengulang.

Selanjutnya, Jokowi mengatakan, tercapainya target realisasi dari komitmen belanja produk dalam negeri dapat berpengaruh dalam menarik investasi dan menciptakan lapangan pekerjaan baru. 

Baca juga : Bos Hipmi Teriak Lanjutkan, Lanjutkan, Jokowi Bilang Begini...

“Kalau ada pabrik kecil yang biasanya melayani kapasitas 1.000 karena ada pesanan dari pemda, pesanan dari pemerintah pusat 10.000, ya mau nggak mau mereka akan ekspansi, memperluas pabriknya, memperluas industrinya,” tuturnya. “Artinya pasti juga tambah tenaga kerja, pasti dia akan investasi, nggak usah cari investor-investor dari luar kalau ini berkembang,” lanjutnya.

Untuk diketahui, Jokowi sudah pernah mengingatkan pada Kementerian atau Pemda soal pembelian produk impor. Tepatnya, saat kepala negara memberikan pengarahan pada menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan BUMN tentang aksi afirmasi Bangga Buatan Indonesia yang digelar di Badung, Bali, 25 Maret 2022.

Menyaksikan gaya pidato Jokowi ini, komunikolog Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing menilai, Jokowi sedang jengkel. Hal itu terlihat dari pilihan kata yang digunakan dan bahasa non verbal, seperti nada suara yang tinggi, sorot mata, ekspresi wajah, hingga penggunaan jari telunjuk.

Baca juga : Top, Laba Pertamina Naik Dua Kali Lipat

Menurut Emrus, sangat wajar kalau Jokowi jengkel. Karena anggaran negara yang bisa digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat ternyata digunakan untuk membeli barang impor.

Emrus lalu menyoroti sejumlah pilihan kata yang digunakan Jokowi dalam pidato, seperti "kita bodoh". Menurut Emrus, kosa kata bodoh itu artinya  sama saja menyebut pejabat bodoh karena tidak bisa memanfaatkan anggaran untuk pertumbuhan ekonomi. "Pengertian bodoh adalah tidak ada kemauan untuk menggunakan produk dalam negeri," kata Emrus, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Menurut Emrus, pidato Jokowi ini menunjukkan seorang yang tegas, humanis, dan negarawan. Karena itu, ia minta para pejabat introspeksi. Kemarahan presiden itu harus jadi pelecut bagi pejabat di bawahnya untuk meningkatkan kinerja.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.