Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Moeldoko Ajak Guru Agama Waspadai Wabah Intoleransi dan Radikalisme

Rabu, 27 Juli 2022 15:02 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kiri) menerima kedatangan pengurus DPP Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII), di Gedung Bina Graha Jakarta, Rabu (27/7). (Foto: Randy Putra Nugraha/KSP).
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kiri) menerima kedatangan pengurus DPP Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII), di Gedung Bina Graha Jakarta, Rabu (27/7). (Foto: Randy Putra Nugraha/KSP).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menekankan pentingnya guru agama mewaspadai wabah intoleransi dan radikalisme di sekolah. Terlebih, beberapa hasil survei menyebutkan, siswa rentan terpapar paham radikalisme dan melakukan aksi-aksi intoleran.

“Ini harus diwaspadai bersama, terutama oleh para guru agama yang punya posisi strategis sebagai ujung tombak dalam moderasi beragama melalui pembelajaran dan pendidikan agama secara komprehensif,” tegas Moeldoko, saat bertemu pengurus DPP Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII), di Gedung Bina Graha Jakarta, Rabu (27/7).

Baca juga : Perlu, Desain Perlindungan Anak dari Virus Intoleransi dan Radikalisme

Moeldoko menegaskan, pendidikan keagamaan jangan terjebak pada doktrin dan simbol yang bersifat normatif. Tapi, harus mengakomodasi substansi agama dalam perspektif yang universal. Seperti ajaran tentang toleransi, kebaikan, akhlak, budi pekerti, dan kejujuran. Sehingga, pola pikir anak didik semakin terbuka terhadap ideologi dan komitmen beragama.

“Pembelajaran yang normatif ditambah dengan doktrin-doktrin keagamaan yang tak terkontrol, dapat membuat cara pikir satu arah. Sehingga anak didik tidak mau menerima masukan, bahkan perbedaan,” ujar Moeldoko.

Baca juga : JK: Komunitas Masjid ASEAN Bisa Jadi Wadah Untuk Atasi Radikalisme

Panglima TNI 2013-2015 ini juga menyebut, sekolah menjadi lembaga publik yang sangat tepat untuk menjelaskan makna serta pentingnya kemajemukan dan tenggang rasa antar sesama. Sebab, di sekolahlah pola pikir sekaligus pola interaksi anak yang heterogen itu mulai hadir dan terbentuk.

“Sekolah menjadi ruang strategis untuk membentuk mental bagi tumbuhnya watak keberagaman yang kuat. Ini yang harus dijaga,” pesan Moeldoko.

Baca juga : Kesbangpol NTB Ajak Warga Tangkal Radikalisme di Media Sosial

Ketua Umum DPP AGPAII Mahnan Marbawi mengungkapkan, isu-isu nasionalisme, ideologi Pancasila, dan moderasi beragama menjadi fokus organisasinya dalam pengembangan dan penguatan peran guru agama di Indonesia. Terlebih, dalam konteks lokal sekolah, guru agama merupakan panutan.

“Untuk memperkuat peran strategis guru agama dalam moderasi beragama, kami (APGAII) sangat membutuhkan dukungan Pemerintah. Salah satunya dalam bentuk pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan,” tutur Mahnan.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.