Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Indonesia Sangat Prihatin Terhadap Warga Muslim Uighur

Kamis, 20 Desember 2018 20:51 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Foto: Istimewa)
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Indonesia menyatakan sangat prihatin terhadap kasus yang terjadi warga muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, China. Hal ini ditegaskan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat ditemui awak media di Kantor Wapres, Jl Merdeka Utara Jakarta, Kamis (20/12). “Pemerintah sangat prihatin apabila ada pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) di dalamnya. Walaupun pihak China selalu membantah, tetapi kita prihatin,” ujar JK.

Kepada awak media, JK juga menjelaskan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah memanggil Duta Besar China di Jakarta untuk menyampaikan keprihatinan pemerintah terhadap hal itu. “Sudah (Dubes China untuk Indonesia) dipanggil tanggal 17 lalu,” terangnya. Dijelaskan, Pemerintah Indonesia juga telah memerintahkan Dubes Indonesia di Bejing untuk melihat keadaan yang sebenarnya terjadi, dan segera melaporkannya ke Jakarta. Meski demikian, kata JK, pemerintah tetap dalam pendirian untuk penegakan HAM kalau memang terjadi diskriminasi.

Baca juga : Lion Tetap Singa Atau Jadi Kucing

“Ketentuan HAM secara internasional harus juga ditaati oleh pihak China. Saat ini, kami menunggu laporan dari Dubes kita dan juga follow up pemanggilan Dubes China oleh Menlu pada dua hari yang lalu,” tuturnya. Untuk memperjelas kasusnya, JK meminta Pemerintah China melalui Dubesnya yang ada di sini, untuk memberikan pemjelasan secara terbuka kepada publik dan ormas-ormas Islam.

Kemungkinan Adanya Radikalisme

Baca juga : E-KTP Tercecer Di 64 Daerah, Mendagri Ngancam Main Pecat

Lebih jauh JK mengingatkan, bahwa kita harus membedakan antara perlakuan diskriminatif, kalau memang ini terjadi. Namun, di Indonesia pun pernah muncul radikalisme atau teror yang berasal dari 12 orang Uighur, yang ikut perang di Poso membantu gerakan Santoso. “Kita juga memahami seperti itu. Agar dibedakan apa yang terjadi dengan radikalisme. Bisa juga terjadi radikalisme, malah radikalisme sampai ke Indonesia,” pungkas JK. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.