Dark/Light Mode

Pulihkan Ekosistem Pesisir

Duet Bareng IKA PIMNAS, Sekjen KLHK Kompak Tanam Mangrove Di Tana Tidung

Minggu, 14 Agustus 2022 09:49 WIB
Sekjen KLHK sekaligus Ketua Umum Ikatan Alumni Pelatihan Kepemimpinan Nasional (IKA PIMNAS) Bambang Hendroyono dan Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Zainal A Paliwang beserta rombongan IKA PIMNAS dan masyarakat, menanam 3.000 mangrove di Desa Bebatu, Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung (KTT), Kalimantan Utara, Sabtu (13/8). (Foto: Istimewa)
Sekjen KLHK sekaligus Ketua Umum Ikatan Alumni Pelatihan Kepemimpinan Nasional (IKA PIMNAS) Bambang Hendroyono dan Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Zainal A Paliwang beserta rombongan IKA PIMNAS dan masyarakat, menanam 3.000 mangrove di Desa Bebatu, Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung (KTT), Kalimantan Utara, Sabtu (13/8). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah terus mendorong upaya-upaya rehabilitasi ekosistem mangrove secara konsisten, dengan melibatkan semua pihak terkait. Termasuk, masyarakat di seluruh provinsi di Indonesia.

Kali ini, Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sekaligus Ketua Umum Ikatan Alumni Pelatihan Kepemimpinan Nasional (IKA PIMNAS) Bambang Hendroyono bersama Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Zainal A Paliwang beserta rombongan IKA PIMNAS dan masyarakat, menanam 3.000 mangrove di Desa Bebatu, Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung (KTT), Kalimantan Utara, Sabtu (13/8).

"Upaya pemulihan lingkungan melalui rehabilitasi mangrove ini menjadi agenda utama Bapak Presiden. Sekaligus upaya untuk mengurangi emisi. Jadi, kegiatan kita hari ini menjadi bukti, bahwa kita bukan hanya janji terhadap komitmen untuk mengurangi emisi. Tetapi juga mengerjakan dan melaksanakannya," kata Bambang.

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai, yang panjangnya sekitar 95.181 km. Dengan areal mangrove seluas +3,36 juta hektare. Terluas di Asia, bahkan dunia.

Berdasarkan Peta Mangrove Nasional (PMN) tahun 2021, sebaran ekosistem mangrove itu terdiri dari 2.661.281 hektare di dalam kawasan, dan 702.799 hektare di luar kawasan.

Baca juga : Amankan Aset Negara, PLN Selesaikan 2.562 Sertifikat Tanah Di Jawa Timur

Namun, sebagian ekosistem mangrove tersebut mengalami kerusakan. Itu sebabnya, pemerintah Indonesia terus melakukan upaya rehabilitasi.

Presiden Jokowi telah memberikan mandat untuk merehabilitasi mangrove seluas 600 ribu hektare dalam kurun waktu 2021–2024.

Demu mewujudkan mandat tersebut, pemerintah fokus merehabilitasi mangrove di 9 provinsi prioritas. Salah satunya, di Kalimantan Utara.

"Target kita dalam tiga tahun ke depan, adalah merehabilitasi 600 ribu hektare dari total luas hutan mangrove Indonesia, yang merupakan hutan mangrove terbesar di dunia,  seluas 3,6 juta hektare," papar Bambang.

Rehabilitasi mangrove bukan hanya sekadar menanam. Tetapi juga memperhatikan bentang alam/lanskap mangrove.

Baca juga : Para Dubes Puji Kegiatan Tanam Mangrove Bersama Presiden

Bentang alam/lansekap mangrove adalah sistem ekologi-sosial yang terdiri dari mosaik ekosistem alami dan buatan manusia dengan karakteristik konfigurasi topografi, vegetasi, penggunaan lahan dan pemukiman. Sebagai hasil proses ekologi, sejarah, ekonomi, sosial dan aktivitas manusia di area tersebut.

Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang sangat mengapresiasi gerakan menanam mangrove ini.

Zainal yakin, gerakan tersebut akan memberikan banyak dampak dan manfaat yang positif bagi masyarakat.

Terlebih, beberapa waktu lalu, Kaltara ditunjuk langsung oleh Presiden Jokowi sebagai salah-satu kawasan hutan mangrove terluas di Indonesia.

“Jadi, saya sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih. Agenda penanaman mangrove ini, semakin menguatkan komitmen provinsi Kalimantan Utara terhadap peningkatan kualitas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,” papar Zainal.

Baca juga : Dubes Uni Eropa Igor Driesman Tanam Mangrove Di Muara Angke

Hutan mangrove mempunyai keistimewaan dalam berbagai hal. Baik aspek fisik, ekologi, dan ekonomi.

Menurut beberapa penelitian, hutan mangrove mampu menyerap emisi karbon 4- 5 kali lebih besar, ketimbang hutan daratan.

Oleh karena itu, meski hanya memiliki luas hutan mangrove +2,0 persen dari total hutan, Indonesia mampu menyimpan karbon hingga 10 persen, dari semua emisi yang ada.

“Kita juga menyadari, mangrove juga merupakan salah satu ekosistem esensial di dunia yang mendukung sektor perikanan, mengurangi erosi pantai, banjir, menjaga kualitas air pesisir, konservasi keanekaragaman hayati, dan penyimpanan karbon. Serta menyediakan bahan-bahan alami penting, dan menjadi sumber mata pencaharian bagi jutaan orang,” pungkas Zainal. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.