Dark/Light Mode

Erick Thohir Lanjutkan Perampingan BUMN, Jadi 43 Entitas Akhir 2022

Sabtu, 1 Oktober 2022 17:52 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Istimewa)
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Portofolio Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sepanjang 2021 menunjukkan capaian luar biasa di tengah pandemi Covid-19. Capaian tersebut lantaran implementasi transformasi BUMN.

Salah satu efisiensi yang dilakukan dan memberikan dampak signifikan adalah pembentukan klaster BUMN. Per 31 Desember 2021, jumlah BUMN turun dari 108 entitas menjadi 92 entitas sesuai tanggal konsolidasi laporan keuangan holding.

Di antara jumlah itu, tujuh BUMN telah diproses untuk likuidasi. Sementara itu, sisanya diharapkan akan terkonsolidasi menjadi 43 entitas BUMN pada akhir 2022.

"Proses klasterisasi dan perampingan ini memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja BUMN," kata Erick Thohir dalam keterangannya, dikutip Sabtu (1/10).

Baca juga : Erick Thohir Diteriaki Presiden Saat Silaturahmi Dengan Ribuan Warga Jawa Barat

Menurut Erick, implementasi transformasi tidak hanya bisnis model, human capital atau sumber daya manusia (SDM), bisnis proses. Tapi juga transformasi melalui laporan keuangan yang terkonsolidasi.

"Karena tentu sebagai BUMN, penting sekali punya buku yang bisa kita baca bersama-sama. Ini merupakan bagian dari transparansi dan good corporate governance yang kita ciptakan selalu, dimana keterbukaan itu menjadi penting," ungkap Erick.

Pengamat BUMN Universitas Indonesia Toto Pranoto menyatakan, tren sepanjang 2021 menunjukkan kecepatan dalam pembentukan holding baru. Misalnya, pembentukan holding Aviasi & Turisme, ultramikro, serta terakhir di ujung tahun jasa survei.

"Konsep pembentukan holding itu relatif bagus apabila mampu menciptakan nilai tambah," tuturnya.

Baca juga : Kinerja Kinclong, BTN Pertahankan Pertumbuhan Laba Positif Per Agustus 2022

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir meluncurkan laporan tahunan konsolidasi BUMN tahun 2021. Konsep laporan tersebut diklaim kali pertama yang dikeluarkan sebagai usaha untuk meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan pelat merah kepada publik.

Laporan tahunan keuangan konsolidasi, lanjut Erick, bertujuan mengidentifikasi kinerja BUMN. Sekaligus, berfungsi sebagai early warning system untuk melihat dan memprediksi keberlanjutan strategi BUMN kedepannya.

Erick menyebut, transformasi BUMN mampu mendongkrak kinerja BUMN. Dia mencatat ada angka-angka dalam laporan keuangan yang dapat dijadikan indikator, seperti peningkatan revenue, EBITDA margin, hingga penurunan rasio utang terhadap total investasi.

Sepanjang 2021, terjadi peningkatan revenue sebesar 18,8 persen menjadi Rp 2.292,5 triliun. Angka ini naik signifikan bila dibandingkan dengan APBN.

Baca juga : BNPT Gelar Sinergisitas Award 2022

"Jadi proporsionalnya hampir mirip. EBITDA margin meningkat menjadi 20,4 persen, artinya makin sehat dan jelas sehat. Total utangnya (BUMN) Rp 1.579,6 triliun dan tentu equity atau modal (2021), mencapai Rp 2.778,3 triliun. Debt to invested capital kita kira-kira 36 persen artinya juga sehat," papar Erick.

Di samping peningkatan revenue, EBITDA margin, dan penurunan rasio utang, kinerja BUMN didorong oleh penurunan bunga konsolidasi yang awalnya Rp 91,5 triliun pada 2020 menjadi Rp 73,5 triliun pada tahun ini. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.