Dark/Light Mode

Ayo..Atasi Stunting dengan Pola Hidup Sehat dan Gerakan Masyarakat

Minggu, 28 Juli 2019 19:00 WIB
Menteri Kesehatan Nila Moeloek. (Foto: Istimewa).
Menteri Kesehatan Nila Moeloek. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah mengajak masyarakat untuk mengubah perilaku masyarakat dan pola asuh menjadi lebih baik, memberi ASI yang baik, melaksanakan Gerakan Masyarakat (Germas) dan menerapkan pola hidup sehat. Langkah ini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting.

Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengatakan banyak kendala untuk menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia. Terutama untuk memperbaiki Human Capital Indeks.

Salah satunya ialah tidak adanya stunting menjadi salah satu syarat tercapainya pembangunan kesehatan sampai pada usia lanjut usia (Lansia).

“Dalam Human Capital Indeks bila ingin pembangunan kesehatan sampai Lansia harus tidak ada kasus stunting,” katanya.

Baca juga : Volume Penumpang Terus Meningkat, KAI Makin Dipercaya Masyarakat

Ia menambahkan Indonesia sebagai negara subur harusnya tidak ada masalah stunting. Badan Kesehatan Dunia (WHO) membatasi masalah stunting di setiap negara, provinsi, dan kabupaten sebesar 20%, sementara di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2018 penurunan masalah stunting baru mencapai 30,8% dari 37,2%.

Hal tersebut menjadi tugas bersama, di Kementerian Kesehatan misalnya, terdapat unit-unit namun menjadi satu kesatuan dalam menyelesaikan masalah kesehatan terutama stunting.

Stunting sangat berkaitan dengan perilaku masyarakat dan pola asuh, stunting artinya ada gangguan pertumbuhan fisik dan pertumbuhan otak pada anak.

Anak stunting dapat terjadi dalam 1000 hari pertama kelahiran dan dipengaruhi banyak faktor, di antaranya sosial ekonomi, asupan makanan, infeksi, status gizi ibu, penyakit menular, kekurangan mikronutrien, dan lingkungan.

Baca juga : Jasa Marga Terapkan Bayar Tol Tanpa Kartu

Maka dari itu Menkes menekankan tugas pemerintah adalah mengubah perilaku masyarakat dan pola asuh menjadi lebih baik, memberi ASI yang baik, melaksankan Germas dan menerapkan pola hidup sehat.

Untuk menjamin perilaku tersebut dilaksanakan harus ada intervensi langsung kepada masyarakat. Hal itu dapat dilakukan di antaranya melalui penguatan Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) dan SDM kesehatan.

“Kedua-duanya merupakan satu kesatuan yang harus merata di setiap daerah di Indonesia. Terkait SDM kesehatan, bagaimana caranya mereka mau masuk ke Fasyankes yang ada di daerah-daerah,” Ucap Menkes.

Pemerataan Fasyankes sudah dilakukan oleh Kemenkes baik rumah sakit maupun Puskesmas. Begitupun dengan SDM Kesehatan, melalui program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) dan Nusantara Sehat (NS) keberadaan tenaga kesehatan sudah merata di setiap daerah di Indonesia.

Baca juga : Tak Benar, Cabe Magetan Terserang Penyakit

Yang menjadi tantangan selanjutnya adalah soal infrastruktur. Indonesia memiliki kondisi geografis yang berbeda, setiap wilayah memiliki tantangannya masing-masing terkait akses, dan itu pula menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh para tenaga kesehatan di daerah.

“Perjuangan Nakes di daerah untuk sampai ke masyarakat memiliki ceritanya masing-masing, maka dari itu pembangunan infrastruktur juga penting dalam pembangunan kesehatan. Itu yang saya maksud dengan kerja sama lintas sektor dalam pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia,” kata Menkes Nila.[MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.