Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Usul Perbaikan Sistem Kesehatan Global
Indonesia Diacungi Jempol Sama WHO
Rabu, 16 November 2022 07:55 WIB
Sebelumnya
“Apa yang terjadi ketika pandemi seperti Covid-19 menghantam, sistem kesehatan di seluruh dunia mengalami kerusakan. Karena kita berada dalam dunia yang saling terhubung, kita semua menderita,” ungkapnya.
Sebab itu, masalah sistem kesehatan global perlu kerja sama dan kolaborasi seluruh dunia. Jika hanya satu negara, tentu tidak dapat menyelesaikan masalah ini. Dibutuhkan kerja sama dan kolaborasi seluruh dunia.
Pada kesempatan yang sama, Chief Economics Food and Agriculture Organization (FAO) Maximo Torero mengatakan, tahun ini dunia sedang manghadapi tantangan terbesar, yakni akses pangan.
Baca juga : John Riady: Pandemic Fund Perkuat Industri Kesehatan Indonesia
Masalah akses pangan terjadi selain karena pembatasan selama pandemi Covid-19 untuk menekan laju penyebaran virus, juga karena perang Rusia-Ukraina.
Setelah pandemi Covid-19 menurun, harga pangan tetap tinggi karena perang di Ukraina. Alasan utamanya, karena Federasi Rusia dan Ukraina merupakan eksportir dari 30 persen biji gandum untuk dunia. Sementara Federasi Rusia merupakan eksportir utama pupuk dunia.
Akses pangan harus cepat teratasi tahun ini. Soalnya, di tahun depan, yang menjadi tantangan terbesar adalah ketersediaan pangan.
Baca juga : Kementan Dorong Petani Muda Indonesia Sasar Papua
Masalah ini muncul karena harga pangan yang kian mahal dan imbas dari perang Rusia-Ukraina. Dunia saat ini sedang menghadapi tantangan besar yang sangat luar biasa.
“Tahun ini kami mengalami masalah yang disebut akses pangan, dan penyebab terjadinya kondisi ini adalah harga pangan yang kian mahal,” ujar Maximo.
Menurutnya, kenaikan harga pangan tertinggi sepanjang sejarah terjadi pada Maret tahun ini. Kendati sempat turun, namun tetap tidak signifikan sehingga harga pangan tetap dinilai tinggi.
Baca juga : KSP: Pembangunan Papua Perlu Libatkan Strategi Kebudayaan dan Literasi Digital
Masalah akses pangan ini, menurut Maximo, menutup pintu bagi masyarakat pada sumber-sumber pangan. Artinya, banyak masyarakat dunia tidak bisa membeli makanan.
“Oleh karena itu, kita sebut ini sebagai masalah akses pangan,” pungkasnya. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya