Dark/Light Mode

Kampus Mengajar Beri Pengalaman Berharga Bagi Mahasiswa Non Kependidikan

Senin, 20 Februari 2023 11:31 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Salah satu hal yang menarik dari program Kampus Mengajar adalah, mahasiswa yang ditugaskan tidak hanya berasal dari program studi kependidikan.

Program ini dapat diikuti oleh mahasiswa dari program studi di luar bidang pendidikan, seperti hukum, ekonomi, manajemen, hingga ilmu sosial dan politik.

Alumni Kampus Mengajar angkatan IV yang baru saja menyelesaikan penugasan, berbagi cerita tentang pengalamannya selama empat bulan di sekolah dan berinteraksi dengan guru dan siswa.

Dari Kota Palu, Marsil Pangkelangi, mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Tadulako (Untad), menyebut bahwa Kampus Mengajar adalah pengalaman berharga dalam hidup.

"Secara pribadi, karena Saya bukan dari bidang pendidikan, pengalaman berharga sekali bisa mengajar di dalam kelas, berkolaborasi dengan guru-guru, dan mengesampingkan kepentingan pribadi dengan mengutamakan kebutuhan siswa,” ujar Marsil di kantor Balai Penjaminan Muti Pendidikan (BPMP), Palu Sulawesi Tengah. 

Baca juga : Sahabat Ganjar Beri Pelatihan Bulutangkis Ke Generasi Milenial Bandung

Hal itu disampaikannya usai mengikuti acara pelepasan mahasiswa Kampus Mengajar angkatan V oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.

Mahasiswi semester 6 Untad ini ditugaskan di SMP Negeri 22 Palu. Di sekolah tersebut, Marsil bersama lima rekannya yang berasal dari jurusan berbeda menyatukan semangat untuk membantu para guru dalam mendidik 102 siswa.

Dengan mengikuti Kampus Mengajar, Marsil mengaku kemampuan nonteknisnya meningkat.

"Jadi Kampus Mengajar ini sangat bagus, apalagi untuk mahasiswa seperti Saya yang kurang senang untuk mengikuti kegiatan berbentuk organisasi, dalam membangun softskills," tuturnya, seperti keterangan yang diterima RM.id, Minggu (19/2).

Latar belakang pendidikan di bidang hukum tidak membuat Marsil berkecil hati dalam menjalankan penugasan. Walaupun di masa awal penugasan sempat ada kekhawatiran dan keraguan akan kemampuannya berhadapan dengan siswa.

Baca juga : Kampus Merdeka Berikan Pengalaman Yang Nggak Didapatkan Mahasiswa Di Kampus

"Hanya awalnya saja sempat takut, tapi setelah dijalani ternyata menyenangkan. Saya dipercaya mengajar mata pelajaran PKN, mulai dari penilaian sampai ke pemberian tugas akhir," ungkapnya.

Pengalaman Marsil di Kampus Mengajar juga semakin terasa menyenangkan. Sebab, menurutnya dukungan dari kampus, orang tua, maupun sekolah tempat penugasan, sangat baik.

Dari kampus ia mendapatkan konversi 20 SKS tanpa ada masalah dan diberi nilai sempurna. Selama penugasan, Marsil dan teman-teman satu timnya tinggal di rumah guru pamong yang berjarak 10 menit dari sekolah.

Hal tersebut menjadi pilihan terbaik bagi Marsil karena antara sekolah dan rumahnya di Palu berjarak satu jam perjalanan.

"Medan yang kami tempuh jika harus berangkat dari rumah itu cukup rawan, karena di dekat sekolah itu ada pabrik yang banyak memiliki truk-truk besar di sepanjang jalan," beber Marsil.

Baca juga : Bikin Haru, Mak Ganjar Kaltim Bantu Beda Rumah Warga Kurang Mampu

Pelepasan Kampus Mengajar Angkatan V juga diadakan luring di 34 wilayah BBPMP dan BPMP Provinsi yang dihadiri perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, mahasiswa, dan juga kepala sekolah.

Di Palu, Sulteng, pelepasan mahasiswa Kampus Mengajar digelar di Aula BPMP, diikuti oleh 235 orang mahasiswa dan dihadiri Direktur SMA Kemendikbudristek Winner Jihad Akbar, Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Sulteng Sinar Alam, Kepala Dinas Pendidikan Sulteng Yudiawari Vidiana Windaruslina.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.