Dark/Light Mode

Pembangunan IKN Diawali Identifikasi Potensi Bencana

Selasa, 7 Maret 2023 23:25 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Deputi Bidang Sarana dan Prasarana OIKN (Otorita Ibu Kota Negara) Silvia Halim mengatakan strategi pembangunan IKN diawali proses identifikasi potensi bencana terutama akibat perubahan iklim. Salah satu parameternya adalah melalui penggunaan waterproofing.

Silvia menjelaskan, waterproofing merupakan pelapis kedap air yang mampu menahan dan mencegah penetrasi air sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya kerusakan pada bangunan.

“Perubahan iklim itu sebuah keniscayaan. Maka sebuah kewajiban juga bagi kita untuk mengantisipasinya. Dalam hal ini salah satu parameter kita pada saat melakukan pembangunan adalah menyediakan waterproofing untuk memastikan infrastruktur yang kuat terhadap ancaman perubahan iklim tersebut,” kata Silvia dalam diskusi “Geliat IKN Menyonsong Masa Depan” yang diadakan Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) di Jakarta, dikutip Selasa (7/3).

Dari awal pembangunan IKN, Silvia mengatakan, pihaknya telah memastikan pembangunan yang sustainable, yang sesuai dengan kondisi topografi wilayah sehingga tahan terhadap perubahan iklim.

Baca juga : Genjot PAD, Mendagri: DPRD Harus Jeli Menggali Potensi Daerah

Pembangunan IKN selalu didahului oleh proses penyesuaian dan identifikasi terhadap potensi bencana.

“Contohnya untuk yang banjir, bagaimana pada saat mencegah kita harus sesuaikan dengan topografinya. Topografi IKN kan hilly atau berbukit. Jadi pembangunan kita disesuaikan, tidak mungkin diratakan,” beber Silvia.

Selain itu, pembangunan IKN sejauh ini berkonsentrasi pada keutuhan lingkungan hidup serta konektivitas pembangunan dengan wilayah-wilayah sekitar.

Juga pada penyerapan tenaga kerja serta keterlibatan pengusaha-pengusaha lokal. Ini dilakukan agar keutuhan ekologi tetap terjaga dan masyarakat sekitar diberdayakan secara ekonomi.

Baca juga : Telkom Perkuat Layanan Digital Untuk Bisnis Korporasi di Indonesia

“Dalam melakukan pembangunan tetap harus memperhatikan dampak lingkungan. Harus tetap hati-hati, tidak asal buka hutan sehingga dampaknya bisa diminimalisir di tengah gencarnya pembangunan fisik,” ujarnya.

IKN dibangun dengan konsep Kota Hijau atau Kota Hutan (Forest City) yang ramah lingkungan. Hal itu dilakukan dengan mengidentifikasi ciri-ciri Kota Hutan yang berkelanjutan melalui pemetaan Kawasan.

Selain itu akan didukung pula melalui pemberlakukan transportasi publik yang dominan.

“Antara lain kita set up 75 persen itu harus area hijau, bahkan dari 75 persen itu, 65 persen adalah hutan. Kemudian hanya 25 persen yang dijadikan bangunan,” tegasnya.

Baca juga : Mendagri Ingatkan Pemda Buatkan Anggaran Antisipasi Bencana

Pihaknya, kata Silvia, memperkuat IKN sebagai kota yang berkelanjutan. Hal ini ditandai dengan penggunaan transportasi publik yang dominan.

Berdasarkan rencananya, 80 persen mobilitas warganya bergerak menggunakan transportasi publik. Sementara itu, untuk mendukung pelibatan masyarakat lokal sekaligus sebagai bentuk pemeberdayaan ekonomi. Masyarakat diberi pelatihan SDM dari pekerja kontruksi hingga barista.

Demikian untuk UMKM, harus diberdayakan sehingga berpengaruh terhadap penghasilan mereka.

“Sebagai salah satu contoh di Hunian Para Pekerja (HPK) terdapat kantin dikelola oleh komunitas Wanita dari Kalimantan Timur yang mensupport dengan menyediakan makanan. Jadi semuanya adalah UMKM lokal,” kata Silvia. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.