Dark/Light Mode

Mendes PDTT: Inovasi Berkelanjutan Dalam Logo Gelar Teknologi Tepat Guna Nusantara

Selasa, 6 Juni 2023 10:10 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Keputusan Mendes PDTT Nomor 110/2022 menegaskan 7 Juni sebagai Hari Teknologi Tepat Guna Nusantara. Pada Oktober 2022, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, sekaligus mengenalkan logo baru Gelar Teknologi Tepat Guna Nusantara.

Sejak awal digagas di berbagai belahan dunia pada awal abad ke 20, fokus utama appropriate technology pada kegunaannya.

"Pengindonesiaannya bahkan lebih cocok, yakni menjadi frase teknologi tepat. Ini disimbolkan oleh lebah, yang sudah teruji sangat bermanfaat. Kemanfaatan produknya dirasakan lingkungan sekitarnya, seperti bunga yang dibuahi, madu dan sarangnya bagi manusia yang sakit. Lebah menyimbolkan teknologi yang harus bisa bermanfaat, dan berguna bagi warga desa,” jelas Halim Iskandar, Selasa (6/6).

Ia melanjutkan, aspek ketepatan kegunaan pun disimbolkan oleh perilaku lebah.

Baca juga : GMP Jabar Gelar Turnamen Sepak Bola SantriĀ 

“Kini, kita kenal salah satu tarian paling spektakuler di dunia ialah tarian lebah, karena produk artistik itu tepat menunjukkan geospasial lokasi bunga secara presisi, secara tepat,” tuturnya.

Bagi Halim Iskandar, sarang lebah menyimbolkan ekosistem teknologi tepat guna, bukan lagi teknologi yang menyendiri, namun penting tata kelola kolaborasi antar pihak. Lewat ekosistem itulah seekor lebah memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakatnya.

“Pada tahun 1999, mantan presiden alm BJ Habibie mencipta ekosistem teknologi tepat guna di pedesaan dalam wujud Pos Pelayanan Teknologi (posyantek). Ini tempat inovator bertemu, dan berkreasi dalam bengkel,” beber Halim Iskandar.

BJ Habibie juga menciptakan Gelar Teknologi Tepat Guna, sebagai wahana pameran terbesar. Teknologi unggulan yang dipamerkan, yang diuji melalui lomba teknologi tepat guna pada tingkat kabupaten, lalu tingkat provinsi, dan terakhir pada tingkat nasional.

Baca juga : Bantu Petani, Telkom Perluas Teknologi IoT Agree Di Daerah

“Hasil-hasil teknologi tepat guna yang murah, mudah dibuat, hemat energi, dan masih membuka ruang padat karya, itu digambarkan sebagai ruang segi enam yang terisi madu berwarna kuning," jelas Halim Iskandar.

Mendes PDTT A Halim Iskandar, kemudian meluaskan ekosistem teknologi tepat guna sesuai tantangan kekinian. Untuk melindungi kekayaan intelektual teknologi dari desa, Kemendes PDTT membangun Bengkel HAKI.

Kegiatannya mendampingi inovator desa secara gratis untuk mendapatkan paten teknologi, paten merk, indikator geografis, sertifikasi atas temuan varietas baru, hingga lulus standar nasional Indonesia.

Setelah teknologi sudah memiliki paten, maka Posyantek perlu pula tersambung ke BUM Desa. Saat ini Kemendesa PDTT memfasilitasi BUM Desa agar mendapatkan nomor badan hukum, kemudian nomor induk berusaha (NIB).

Baca juga : KPK Masih Periksa Intensif Wali Kota Bandung, Malam Ini Statusnya Diumumkan

Dengan demikian BUM Desa dapat menempatkan teknologi tepat guna di katalog elektronik pemerintah, e-commerce, atau jenis pemasaran produk lainnya.

“Satu filosofi penting ialah selalu ada sarang yang putih, artinya belum terisi madu. Ini menyimbolkan teknologi tepat guna tidak akan mandeg. Inovasi teknologi akan selalu bermunculan. Dan, Gelar TTG Nusantara berlangsung terus menerus," tandasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.