Dark/Light Mode

Anggaran Kesehatan Kini Berbasis Kinerja, Ini Alasannya...

Rabu, 12 Juli 2023 20:32 WIB
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. M. Syahril (Foto: dok. Kemenkes)
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. M. Syahril (Foto: dok. Kemenkes)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah telah mengubah haluan anggaran kesehatan, dari yang sebelumnya anggaran wajib (mandatory spending) menjadi anggaran berbasis kinerja.  Sebab, besarnya mandatory spending tidak menentukan kualitas keluaran (outcome) atau hasil yang dicapai.

Terkait hal ini, Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril mengatakan, ketiadaan persentase angka di dalam Undang Undang Kesehatan, tak berarti anggaran itu tidak ada.

Baca juga : Luhut Matangkan Rencana Impor Sapi Dan Kedelai Dari Afsel, Ini Alasannya...

Anggaran tersusun rapi, berdasarkan rencana induk kesehatan. Serta berbasis kinerja berdasarkan input, output dan outcome yang akan kita capai.

"Karena tujuannya jelas, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia setinggi-tingginya. Jadi, semua tepat sasaran, tidak buang-buang uang," kata Syahril.

Baca juga : DPR Ingin Bakamla Kuat

Dia menjelaskan, setiap tahunnya,  300 ribu rakyat Indonesia wafat karena stroke. Lebih dari 6 ribu bayi wafat, karena kelainan jantung bawaan yang tidak bisa dioperasi. Ditambah lagi, 5 juta balita hidup dalam kondisi stunting, kendati anggaran kesehatan yang digelontorkan sangat banyak.

“Artinya apa? Dulu itu kan, pedoman belum ada, guideline belum ada, tapi uangnya sudah ada. Akhirnya, malah terjadi kebingungan. Perencanaan copy paste dari tahun sebelumnya, ditambah inflasi sekian. Lalu, outcome-nya ya begitu- begitu saja, karena belum terarah dengan baik," beber Syahril.

Baca juga : RUU Kesehatan Disahkan Jadi UU, Ini Tanggapan Prof Tjandra

Karena itu, mulai Tahun Anggaran 2024, Rencana Induk Kesehatan harus dibuat duluan. Harus dijelaskan pula, pembagian peran antara pusat dan daerah, targetnya nanti seperti apa.

"Jadi, semuanya lebih terarah. Harapannya, terjadi peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik," tandas Syahril. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.