Dark/Light Mode

Ganjar Sukses Bikin Penduduk Miskin Di Jateng Turun 66,73 Ribu Jiwa

Selasa, 18 Juli 2023 19:33 WIB
Ganjar Pranowo (Foto: Ist)
Ganjar Pranowo (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berhasil menghapus jumlah penduduk miskin di provinsi tersebut hingga lebih dari 60 ribu jiwa sepanjang tahun 2023.

Hal itu terlihat dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng yang menyebut penduduk miskin di Jateng menurun jadi 3,79 juta jiwa pada Maret 2023.

Secara persentase, jumlah ini mengalami penurunan menjadi 10,77 persen atau turun 0,21 persen poin bila dibandingkan pada September 2022 yang mencapai 10,98 persen atau 3,86 juta orang.

Kepala BPS Jateng Dadang Hardiwan menuturkan catatan positif perbaikan ekonomi, membawa tingkat penurunan kemiskinan mendekati saat sebelum pandemi Covid-19.

Baca juga : Gaet Ruang Guru, Bank Mandiri Patok 7 Ribu Rekening Baru

"Jumlah penduduk miskin Jateng Maret 2023 sebesar 3,79 juta orang. Atau turun 66,73 ribu orang bila dibandingkan September 2022. Dan turun 39,94 ribu orang bila dibandingkan Maret 2022," ujar Dadang saat jumpa pers, Senin (17/7).

Dadang menambahkan, seiring dengan meredanya pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi, kemiskinan di Jateng juga terus berangsur turun.

Selain itu, selama periode September 2022 sampai Maret 2023 tingkat inflasi cenderung rendah, berada pada 1,30 persen.

Sedangkan pada Maret 2022-September 2022 inflasi menyentuh 3,60 persen.

Baca juga : Ganjar Creasi Berkomitmen Tingkatkan Generasi Muda Di Malang Melek Digital

Nilai Tukar Petani juga mengalami peningkatan pada Maret 2023 sebesar 107,52 dibandingkan September 2022 sebesar 105,97.

Selain itu, produksi padi pada Triwulan I 2023 mencapai 3,28 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), naik sebesar 1,10 juta ton, dibanding produksi padi Triwulan III 2022 sebanyak 2,18 juta ton GKG.

"Hasil catatan kami, yang memberikan pengaruh kepada kesejahteraan masyarakat, seperti penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT), pada Februari 2023 sebesar 5,24 persen, lebih rendah dibanding Februari 2022 sebesar 5,75 persen," urainya.

Dadang menyebut metodologi pengukuran kemiskinan menggunakan Basic Needs Approach.

Baca juga : Ganjaran Buruh Kukuhkan Tim Pemenangan Di 50 Perusahaan Di Cirebon

Melalui pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.