Dark/Light Mode

Wujudkan Pemilu Damai, Say No To Hoax!

Senin, 14 Agustus 2023 10:26 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Masyarakat Indonesia tak lama lagi akan merayakan pesta demokrasi, yakni pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres).

Jelang tahun politik, persaingan antar calon semakin ketat. Tak terkecuali di, antara para pendukung.

Karena itu, berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan hati pemilih. Namun sayang, seringkali cara yang diambil adalah dalam bentuk berita hoax.

Menurut Partnership Manager Mafindo, Dewi Sari, hoax dapat merusak integritas, mempengaruhi dan memicu konflik.

"Karena itu, aspek-aspek penting dalam pemilu, seperti demokrasi yang sehat, kredibilitas lembaga, dan partisipasi publik penting dijaga melalui literasi," ujarnya, saat menjadi narasumber dalam Obral Obrol liTerasi Digital, yang mengangkat topik "Pemilu Damai Tanpa Hoaks".

Baca juga : Sandra Dewi, Dapat Kado Mobil Mewah

Kegiatan itu diselenggarakan Kementerian Kominfo bersama GNLD Siberkreasi. Dewi pun menghimbau untuk selalu melakukan fact check atau cek fakta.

"Karena membantu memastikan keaslian informasi untuk cegah penyebaran hoax menggunakan pencarian fakta berdasarkan berita resmi dari media mainstream yang terdaftar Dewan Pers," tegas Dewi.

Ketua Umum AKSI, Wanseslaus Manggut menambahkan, pola munculnya hoax dapat dideteksi sejak dini.

Yakni, melalui judul berita yang bombastis dan mengadu domba. Tak hanya itu, target hoax juga dapat dikenali secara kasat mata, seperti saat masa pemilu hoax dapat menyasar DPT.

"Dari peta dan pola yang ada, praktisnya kita punya persiapan yang diorkestrasi secara menyeluruh, berdasarkan pattern yang terjadi," ujar Wanses.

Baca juga : Mahfud Jagain Pemilu On Time

Namun, dari pengalaman pemilu dua kali sebelumnya, hoaks beredar terlebih dahulu ke masyarakat, baru diklarifikasi.

Sayangnya, kecepatan rasio klarifikasi itu batu satu per sepuluh atau 10 persen dari berita hoaks yang beredar.

Komisioner Bawaslu Jawa Timur Nur Aulia Anggraini menyatakan, ketika pola-pola munculnya hoax dapat diidentifikasi, maka penyelenggara pemilu dapat mengorkestrasi pencegahan hoax, dengan melibatkan pihak-pihak platform sosial media.

Karena itu, Bawaslu melakukan pencegahan pelanggaran pemilu. Pada pengalaman pemilu tahun 2019, Bawaslu mengidentifikasi hoax meningkat dua bulan jelang pemilu, dan masih berlanjut hingga 2-3 bukan setelah pencoblosan.

Menurut Aulia, algoritma media sosial patut diwaspadai. Karena, tautan konten hoaks dapat menuntun pengguna media sosial lain turut menaut berita hoax.

Baca juga : Putu Rudana Pantau Pemilu Kamboja: Penuh Kegembiraan, Patut Kita Contoh

"Etika di dunia nyata, dapat diterapkan di media sosial. Karena itu, etika bermedia sosial dapat diterapkan pada konteks elektoral," ujar Aulia.

Untuk bisa terus mendapatkan informasi ter-up to date mengenai kegiatan Zoom Bareng dan kegiatan seru lainnya, dapat dilihat di info.literasidigital.id atau follow media sosial Literasi Digital Kominfo.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.