Dark/Light Mode

Ogah Dibanjiri Barang Impor

Wapres Gencarkan Produksi Baja Lokal

Sabtu, 30 September 2023 07:30 WIB
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin saat meresmikan Pabrik PT Lautan Baja di Kabupaten Tangerang, Banten, kemarin. (Foto: Setwapres)
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin saat meresmikan Pabrik PT Lautan Baja di Kabupaten Tangerang, Banten, kemarin. (Foto: Setwapres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah mendorong peningkatan kapasitas produksi baja dalam negeri. Hal ini dilakukan, agar kebutuhan baja nasional tidak perlu impor.

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan, dalam lima tahun terakhir, ke­butuhan baja nasional terus me­ningkat, hingga mencapai lebih dari 40 persen.

“Jangan sampai kebutuhan yang besar ini dipenuhi dari impor,” tegas Wapres saat meresmikan Pabrik PT Lautan Baja di Kabupaten Tangerang, Banten, kemarin.

Baca juga : Hadapi Perubahan Iklim, Gubernur Khofifah Gencarkan Aksi Tanam Pohon

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia mengatakan, indus­tri baja berperan vital dalam menyokong pertumbuhan se­buah negara. Menurutnya, in­dustri baja termasuk esensial bagi pengembangan banyak industri penting lainnya, seperti energi, konstruksi, otomotif dan transportasi, serta infrastruktur.

Di Indonesia, kata Ma’ruf, industri baja adalah pendu­kung utama pembangunan in­frastruktur yang saat ini sedang berkembang. Industri ini men­dorong pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, jalur kereta api, pembangkit listrik, kilang minyak, dan termasuk proyek pembangunan Ibu Kota Nusan­tara (IKN).

Ma’ruf juga meminta pening­katan kemandirian industri baja nasional. Pertama, Tingkat Kan­dungan Dalam Negeri (TKDN) dan wajib Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk baja diminta diterapkan secara tegas dan konsisten.

Baca juga : Tiktok Shop Dilarang, Pakar: Ada Ancaman Predatory Pricing Bersenjata Algoritma

Kedua, industri baja menyum­bang sekitar 7 persen dari emisi gas rumah kaca global. Untuk itu, ia meminta proses produksi baja pun harus mengutamakan efisiensi dan efektivitas peng­gunaan sumber daya secara berkelanjutan, serta meman­faatkan sampah sebagai energi alternatif.

“Ikhtiar ini akan menyelaraskan pembangunan industri dengan keberlangsungan planet bumi dan kemanusiaan,” jelas­nya.

Selain itu, sebagai salah satu industri yang memiliki efek berganda, industri baja nasional juga diminta untuk menyediakan program dan in­sentif untuk memajukan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Industri baja di­harapkan mendukung UMKM untuk dapat masuk ke rantai pasok industri.

Baca juga : Pangeran Siahaan: Ganjar Soroti Timpangnya Dunia Kerja, Tak Rendahkan Profesi

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini keterlibatan sektor UMKM pada rantai pasok industri hanya sekitar 7 persen. Angka ini masih jauh tertinggal dari beberapa negara di ASEAN.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.