Dark/Light Mode

Kenang Masa-Masa Kerja Bareng

Menko PMK: Doni Monardo Sosok Pekerja Keras, Tak Pulang Saat Tangani Covid-19

Senin, 4 Desember 2023 16:41 WIB
Foto: Humas Kemenko PMK
Foto: Humas Kemenko PMK

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya mantan Kepala Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Letjen TNI (Purn) Doni Monardo.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Pada kemarin sore kita telah kehilangan kawan kita, bapak Letjen TNI (Purn) Doni Monardo. Tentu saja kita semua, seluruh rakyat Indonesia, pasti kehilangan beliau," ungkap Muhadjir saat melayat ke rumah duka almarhum di Serpong Utara, Tangerang Selatan, Senin (4/12/2023).

Menko Muhadjir menilai Doni sebagai sosok prajurit yang telah malang melintang di dunia militer.

Menurutnya, Doni telah memberikan dharma bakti terbaiknya untuk bangsa dan negara ini, terutama saat menjabat sebagai Kepala BNPB dan menangani pandemi Covid-19.

Muhadjir menceritakan kenangannya saat bertugas bersama dalam menangani Covid-19 pada masa awal pandemi.

Ketika itu, Doni menjabat sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Muhadjir menjabat sebagai Ketua Pengarah Gugus Tugas.

"Saya mengenal beliau sangat intens, terutama ketika bersama-sama menangani pandemi Covid-19," ucapnya.

Muhadjir juga berbagi kenangan masa-masa bertugas bareng almarhum dalam menangani Covid-19 di tahun 2020.

Yaitu, ketika mengevakuasi WNI dari Wuhan, China yang kemudian ditampung di pusat karantina di RS Darurat Pulau Natuna.

Baca juga : Mahfud Ajak Pesaingnya Bertarung Dengan Fair

Muhadjir mengungkapkan, awalnya pembangunan RS Darurat itu ditentang masyarakat setempat.

Namun, berkat keluwesan Doni dalam melobi tentangan itu dapat diredam dan akhirnya pembangunan berjalan lancar.

Keduanya juga mengevakuasi mereka yang terjebak di kapal Diamond Princess di Yokohama yang merupakan episentrum kedua setelah Wuhan.

“Kami juga menyelamatkan mengevakuasi dari kapal World Dream yang kemudian semuanya kita tampung di Pulau Sebaru bersama-sama Pak Doni. Dan Pak Doni di sana menyiapkan rumah sakit darurat dan semuanya lancar," kenang eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Muhadjir mengatakan, semasa menjabat sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo tidak pernah pulang ke kediamannya.

Sebagai bentuk keseriusannya dan tanggung jawab dalam menangani Covid-19, dia rela berkantor dan tinggal di Kantor BNPB.

"Selama menangani Covid-19, Pak Doni tidak pernah pulang, jadi sehari-hari ngantor dan tinggal di kantor BNPB," ungkap Muhadjir.

Dia juga mengungkapkan, semasa menangani Covid-19, Doni Monardo tidak dalam kondisi prima karena memiliki penyakit penyerta alias komorbid.

Namun, pada masa awal Covid-19, konsep komorbid belum begitu dikenal dan hanya dianggap sebagai gangguan kesehatan, yang dianggap biasa saja.

Baca juga : Kunjungi Maros, Menko PMK Minta Program Bapak Asuh Stunting Digencarkan

"Baru-baru saja mulai ada konsep mereka yang komorbid rawan terhadap Covid-19. Mulai itulah kita mencoba membatasi beliau untuk tidak banyak turun lapangan terutama ke rumah sakit," tutur Muhadjir.

Muhadjir mendoakan segala amal baik Doni Monardo dapat diterima Allah SWT, dan mendapatkan tempat yang mulia.

“Semua sudah berakhir, dan siapapun memang akhirnya harus berakhir perjalanan kita, akan menghadap tuhan yang maha kuasa menyusul beliau. Mudah-mudahan semua amal baiknya diterima di sisi Allah SWT dan mendapatkan tempat yang mulia di sisi-Nya,” harapnya.

Dia juga menilai Doni Monardo sebagai sosok yang sangat baik, dan meyakini semua amal baik almarhum di dunia bisa menjadi modal untuk menghadap Tuhan.

"Beliau adalah pribadi yang sangat baik. Saya yakin seluruh amal kebajikannya akan menjadi modal utama beliau untuk menghadap kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita doakan semua mudah-mudahan beliau Husnul Khotimah," ucap Muhadjir, merapal doa.

Seusai melayat, Muhadjir juga menghadiri prosesi pemakaman Doni di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, pada Senin (4/12/2023).

Prosesi upacara pemakaman dipimpin Inspektur Upacara, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Upacara pemakaman berlangsung sekitar pukul 11.30 WIB.

Prosesi pemakaman secara militer itu dihadiri oleh seluruh rekan sejawat, beberapa pejabat di TNI dan pemerintahan. Upacara pemakaman berlangsung khidmat dan tertib.

Pada kesempatan itu, Muhadjir juga menyampaikan sosok Doni Monardo sebagai sosok yang rendah hati dan pro lingkungan.

Baca juga : Menko PMK: Sesuai Amanat Presiden, Persatuan Dan Kesatuan Harus Dijaga

"Beliau rendah hati, luwes dalam pergaulan, pergaulannya sangat luas. Dan selalu komitmen terhadap pro lingkungan,” bebernya.

Diungkapkannya, Doni selalu mengampanyekan penanaman pohon di manapun kegiatannya. 

Di antaranya, menginisasi penanaman tanaman akar wangi atau vetiver untuk mengatasi longsor, dan juga dalam penanganan rehabilitasi Sungai Citarum.

"Mudah-mudahan itu semua menjadi amal jariyah beliau dan dia akan terus mendapatkan pahala selama kita terus meneruskan apa yang dia rintis," harap Muhadjir.

Doni Monardo berpulang pada Minggu (3/12/2023). Doni Monardo wafat di usia 60 tahun.

Pria kelahiran 10 Mei 1963 ini jatuh sakit dan menjalani proses perawatan intensif di rumah sakit sejak 22 September 2023.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.