Dark/Light Mode

Sekjen Kemendes: TEKAD Adopsi Banyak Model Pembangunan Untuk Indonesia Timur

Senin, 11 Desember 2023 14:05 WIB
Foto: Kemendes PDTT
Foto: Kemendes PDTT

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) serius mengelola Program Transformasi Kampung Terpadu (TEKAD) bersama IFAD.

Salah satu indikatornya adalah adopsi banyak model program yang disesuaikan dengan kondisi wilayah sasaran.

“Kami memang serius mengelola Program TEKAD ini agar benar-benar memberikan kontribusi bagi peningkatan ekonomi warga di kawasan Indonesia Timur yang menjadi kelompok sasaran. Berbagai model program kami adopsi agar benar-benar sesuai dengan karakter wilayah kelompok sasaran,” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendes PDTT Taufik Majid, Senin (11/12/2023).

Taufik menjelaskan, kelompok penerima bantuan (KPB) TEKAD tersebar di sembilan provinsi sasaran.

Yakni, Maluku Utara; Maluku; NTT; Papua Barat; Papua Barat Daya; Papua Tengah; Papua Pegunungan; Papua dan Papua Selatan.

Baca juga : Tekan Perubahan Iklim, Moeldoko: Optimalkan Bursa Karbon Indonesia

Masing-masing wilayah ini memiliki karakter berbeda baik dari sisi geografis, iklim, hingga komoditas unggulan.

“Perbedaan tersebut membuat kita harus menyiapkan banyak model program agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh KPB. Dengan demikian TEKAD benar-benar memberikan nilai tambah bagi upaya percepatan ekonomi warga,” ucap Taufik.

Dia mengatakan, ada beberapa model program yang ditawarkan TEKAD kepada warga anggota kelompok penerima bantuan.

Di antaranya model demonstaris pilot (Demplot) dan Rumah Inovasi Teknologi Desa (RITD).

Masing-masing model program ini mempunyai ciri khas yang berbeda dengan model lainnya.

Baca juga : Sekjen Kemendes PDTT: Model Demplot Jadi Keunggulan Program TEKAD

“Para pendamping program TEKAD terlebih dahulu menganalisa wilayah KPB sebelum menawarkan programnya,” tuturnya.

Taufik mengungkapkan, untuk model Demplot misalnya, bertujuan mendorong adopsi teknologi baru yang telah berhasil dipraktikkan di wilayah-wilayah lain.

Adanya kegiatan demplot diharapkan dapat memotivasi rumah tangga di desa dalam peningkatan produktivitas dan hasil usahanya untuk meningkatkan pendapatan.

“Setiap Desa akan dipilih sekurang-kurangnya 10 rumah tangga penerima manfaat sebagai pelaksana demplot yang ditetapkan dalam satu kelompok melalui musyawarah desa. Saat ini ada 352 KPB yang melaksanakan Demplot di 9 provinsi sasaran,” terang Taufik.

Sedangkan RITD, kata Taufik, bertujuan meningkatkan kapasitas pengetahuan, keahlian, dan keterampilan inovasi dan teknologi terkait dengan pengembangan produk unggulan kawasan.

Baca juga : Mahfud: Masyayikh Lebih Paham Siapa Yang Terbaik Untuk Indonesia

Selain RITD, kapasitas pengetahuan, keahlian, dan keterampilan inovasi dan teknologi terkait dengan pengembangan produk unggulan kawasan.

“Kelompok yang menerapkan RITD ini biasanya akan memecahkan kesulitan dalam mengembangkan komoditas unggulan wilayah mereka dengan teknologi tepat guna,” pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.