Dark/Light Mode
Diminta Mundur Karena Lembek Ke China
Prabowo Tidak Marah
RM.id Rakyat Merdeka - Gara-gara dianggap lembek soal kapal China yang masuk Laut Natuna, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, mendapat banyak kritikan. Termasuk dari kelompok 212, yang dulu menjadi pendukung berat di Pilpres. Bahkan, Persaudaraan Alumni 212 sampai meminta Presiden Jokowi mencopot Prabowo.
Menanggapi desakan itu, Prabowo santai saja. Tidak emosi. Apalagi marah-marah. Kritikan atas sikap Prabowo tentang Natuna sudah datang sejak akhir pekan kemarin.
Kritikan datang dari mana-mana. Apalagi saat Prabowo bilang, China adalah sahabat dan dirinya cool saja dengan masuknya kapal mereka masuk ke Laut Natuna. Prabowo dianggap sudah berubah.
Tidak garang lagi seperti saat kampanye Pilpres lalu. Kritikan teranyar dan terbilang tajam datang dari pentolan Persaudaraan Alumni 212, Damai Hari Lubis, Rabu kemarin. Ia minta Jokowi mencopot Prabowo.
Baca juga : Jokowi Datang, Kapal China Tinggalkan Natuna
Dia menganggap, Prabowo tidak punya sikap yang sejalan dengan Presiden dalam menyikapi Natuna. Lubis melihat Prabowo seolah berkompromi dengan China. Padahal, jelas-jelas kapal nelayan negeri komunis itu melakukan pencurian ikan di ZEE Indonesia.
Kemarin, Prabowo muncul di Istana Kepresidenan, Jakarta. Para wartawan Istana kemudian meminta tanggapan Prabowo mengenai permintaan Lubis ini. Prabowo meladeni dengan baik.
Awalnya, Ketum Gerindra itu bertanya ke wartawan, siapa yang meminta dirinya dipecat. Wartawan menyebut, Lubis,dari 212. Prabowo kemudian menjawab dengan tenang. “Boleh saja mengritik. Silakan saja bicara. Kita negara demokrasi. Orang bisa bicara apa saja,” ucap Prabowo, santai.
Tak ada perubahan dari raut mukanya. Eks Danjen Kopassus itu mengaku tak masalah dengan komentar miring dari Damai. “Nggak apa-apa,” kata Prabowo.
Baca juga : Vidal Tuduh Barcelona Tilep Duitnya Rp 38 Miliar
Sebelum Lubis, sejumlah kalangan ikut melontarkan kritik kepada Prabowo. Presiden PKS, Sohibul Iman, yang merupakan sabahat Prabowo, juga ikut mengkritik. Sohibul kecewa dengan sikap Prabowo yang tak tegas soal sikap China atas Natuna.
Sohibul tidak setuju dengan pernyataan Prabowo yang menyebut China sebagai negara sahabat. Menurut Sohibul, pernyataan itu memperlihatkan Prabowo tak tegas. Sebagai Menhan, Prabowo seharusnya tidak bicara diplomasi. Sebab, tugas diplomasi meru pa kan kerjaan Menteri Luar Negeri.
“Urusan diplomasi itu urusan Menlu sebetulnya, Menhan harusnya lebih tegas. Ini kok terbalik. Menlu tegas, malah yang ini justru berdiplomasi,” kata Sohibul.
Anak buah Prabowo bergantian membela. Waketum Gerindra, Fadli Zon, mengatakan, Prabowo bukan lembek. Tapi bersikap realistis. Realistis yang dimaksud Fadli adalah Indonesia tak mempunyai kekuatan secara sungguh-sungguh di Natuna.
Baca juga : Firli: Saya Sudah Tak Punya Jabatan
Fadli mencoba meyakinkan ke publik. Prabowo sudah berusaha memperkuat kekuatan di Natuna. “Realistis dengan situasi yang ada. Situasi yang ada ini memang kita tidak mempunyai kekuatan-kekuatan secara de facto untuk melindungi wilayah kita, wilayah ekonomi kita yang ada di wilayah Natuna itu,” ujar Fadli. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.