Dark/Light Mode

Ditatar Presiden Soal Pembelian Senjata

Prabowo Manggut-manggut

Sabtu, 23 November 2019 07:29 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Presiden Jokowi sebelum rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin. (Foto: Biro Pers)
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Presiden Jokowi sebelum rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin. (Foto: Biro Pers)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi kembali menggelar rapat terbatas alias ratas di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin. Kali ini, sorotan tertuju ke Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, karena materi ratas terkait alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Sebelum Prabowo beraksi, Jokowi lebih dulu orasi. Lawan tanding Prabowo di Pilpres lalu itu memberi penataran singkat ke Prabowo, pastinya juga didengar oleh para menteri lain yang hadir diratas. Mendengar arahan Jokowi, Prabowo manggut-manggut. Mencatat dengan rajin. Hal serupa juga di lakukan para menteri lain.

Para menteri yang hadir antara lain Menko Polhukam, Mahfud MD; Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto; Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy; dan Panglima TNI, Jenderal Hadi Tjahjanto. Prabowo yang mengenakan kemeja putih, persis duduk diapit Muhadjir dan Hadi.

Berbeda dengan menteri lain yang menunggu di ruang ratas, Prabowo datang bersama Jokowi. Langkahnya gagah, tapi lebih gagah Jokowi. Dalam salah satu foto terlihat justru Prabowo jalan agak nunduk-nunduk, sedangkan Jokowi berdiri tegap menatap ke depan. Kharismatik Prabowo di foto itu, pudar oleh pancaran kharisma Jokowi.

Baca juga : Jokowi Emang Mau?

Terkait materi ratas, Jokowi sebenarnya sudah paham betul kemampuan Prabowo. Eks Danjen Kopassus itu di anggap memiliki pengalaman dan wawasan mumpuni di bidang militer. Kepercayaan Jokowi itu terlihat saat memperkenalkan Prabowo sebagai Menhan di tangga Istana, 23 Oktober lalu. Jokowi tak memberikan tugas macam-macam kepada Ketum Gerindra itu. Jokowi bilang, soal pertahanan Prabowo lebih tahu darinya.

Meski begitu, Jokowi tak mau terlalu membebaskan Prabowo. Dalam pengantarnya itu, Jokowi ingin Indonesia menjadi kekuatan regional yang baik dan disegani sehingga dapat menjaga kedaulatan wilayah. Hal itu bisa diwujudkan dengan memperkuat alutsista yang modern, dibarengi dengan memperkuat industri pertahanan dalam negeri. Jokowi bilang, untuk menuju ke arah sana, perlu ada rencana dan petajalan (roadmap) yang jelas bagaimana pengembangan industri alat pertahanan dalam negeri. Peta jalan itu harus menghubungkan industri alat pertahanan dari hulu hingga hilir, dan melibatkan BUMN maupun pihak swasta.

“Sehingga kita bisa mengurangi ketergantungan pada impor alutsista dari luar negeri,” kata Jokowi. Kalaupun ada pengadaan alutsista dari negara lain, Jokowi menekankan pentingnya alih teknologi. Dengan begitu, industri pertahanan nasional semakin memiliki pengetahuan untuk memproduksi alutsista serupa dan pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing dengan industri pertahanan di negara-negara lainnya.

"Jangan lagi orientasinya adalah penyerapan anggaran, mampu membelanjakan anggaran sebanyak-banyaknya, apalagi orientasinya sekadar proyek. Sudah setop yang seperti itu,” tegasnya.

Baca juga : Jadi Stafsus Presiden, Belva Devara Tak Lepas Ruangguru

Jokowi juga mewanti-wanti soal pembelian alutsista. Harus dihitung matang-matang. Karena saat ini perkembangan teknologi persenjataan berubah cepat. “Jangan yang sudah usang, yang sudah ketinggalan, dan tidak sesuai dengan corak peperangan di masa yang akan datang,” paparnya.

Bagaimana tanggapan Prabowo? Usai rapat, Prabowo menyatakan siap menjalankan arahan Jokowi. “Ya kita akan berusaha sebanyak mungkin pengadaan itu dari industri dalam negeri,” kata Prabowo.

Menurut dia, banyak industri pertahanan dalam negeri yang akan diprioritaskan dalam pengadaan alutsista. Seperti Pindad, PAL, Dirgantara Indonesia, Len Industri, dan Dahana. “Ada perusahaan-perusahaan swasta yang hebat-hebat juga,” ungkapnya.

Jubir Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan, sejak menjabat sebagai Menhan, Prabowo sudah mengerjakan apa yang diinstruksikan Jokowi. Prabowo sangat fokus dan teliti sebelum menentukan pembelian alutsista. Dia memastikan, pembelian alutsista akan memiliki manfaat tinggi untuk pertahanan negara.

Baca juga : Gelar Piala Presiden, Basket Catat Sejarah Baru

Prabowo, kata Dahnil, bahkan telah menyisir satu per satu, mana belanja alutsista yang berorientasi pada proyek semata dan mana yang memang betul-betul teknologi yang dibutuhkan negara. Dalam hal pengadaan alutsista, lanjut Dahnil, Prabowo tidak pernah main-main. “Karena ini terkait kedaulatan bangsa,” kata Dahnil, di Jakarta, kemarin. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.