Dark/Light Mode

Pengembangan PLTP Muara Laboh Tahap II Dimulai Tahun Ini

Jumat, 17 Januari 2020 15:47 WIB
Dokumen Kementerian ESDM
Dokumen Kementerian ESDM

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah sukses mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh tahap I berkapasitas 85 MegaWatt (MW) yang berlokasi di Solok Selatan, Sumatera Barat, secara komersial pada 16 Desember 2019 lalu, PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) kembali meningkatkan kapasitas PLTP dengan tambahan sebesar 65 MW melalui pengembangan tahap II.

Peningkatan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi terbarukan ini merupakan bagian dari dukungan SEML kepada pemerintah dalam mencapai target pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% tahun 2025.

Pengembangan tahap II diharapkan dapat dimulai tahun ini juga setelah perizinan keluar. 

Baca juga : Pantau Perkembangan Kasus Novel, Tiap Hari Kabareskrim Kumpulkan Tim Teknis

“PT Supreme Energy juga dalam tahap pembicaraan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN untuk pengembangan Tahap II dengan kapasitas 65 MW. Pengembangan ini diperkirakan akan membutuhkan investasi sekitar USD400 juta," ungkap Senior Manager for Site Support, Gov. Relation & Community Development Yulnofrins Napilus di acara Connex Energy Meet Up di Padang Sumatera Barat, Kamis (16/1), seperti dikutip dari situs Kementerian ESDM.

Yulnofrins mengungkapkan, sebelum ada PLTP, di Solok Selatan sering terjadi pemadaman hampir setiap hari karena terbatasnya jaringan transmisi listrik PLN dan seringnya terjadi gangguan. Namun setelah beroperasinya PLTP Muara Laboh kini tidak ada lagi pemadaman.

“Solok Selatan itu dahulu sering mati lampu meski kebutuhannya kecil hanya 8 MW. Mati lampu di Solok itu bisa sampai tiga kali sehari. Sumber listrik PLN dari Solok itu jauh sekitar 100 kilometer. Itu kan kurang ideal karena melintasi bukit-bukit yang gampang longsor, gampang ada gangguan seperti pohon tumbang. Nah, sekarang dengan adanya PLTP, PLN sudah membangun infrastruktur yang lebih baik termasuk menyediakan dua gardu induk dan transmisi kabel 150 kVA yang lebih kokoh, tinggi serta tidak mudah terkena gangguan," tutur Yulnofrins.

Baca juga : Penerimaan Negara Masih Tekor Banyak, Sri Mulyani Galau Berat

Menurutnya, pemanfaatan panas bumi di Solok Selatan ini membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar dan Pemerintah Daerah setempat. Dukungan dari masyarakat Solok Selatan dan Pemerintah Daerah tersebut sangat dirasakan pihak PT SEML. Karenanya, sebagai bentuk terima kasih PT SEML memberikan bantuan CSR salah satunya melalui pembangunan sarana dan prasana masyarakat sekitar wilayah kerja PLTP.

“PT Supreme Energy sangat berterima kasih atas dukungan Pemda dan masyarakat setempat. Sehingga sebagai bentuk terima kasih kami, kita turut mendukung berdirinya GOR dan beberapa infrastruktur kemasyarakatan seperti sekolah, masjid dan sarana sosial yang membutuhkan bantuan dari sebelum kegiatan eksplorasi panas bumi dilakukan," ujarnya.

Selain masyarakat, keberadaan PLTP Muara Laboh ini memberikan dampak positif juga bagi Pemerintah Daerah setempat. Pemerintah Daerah mendapat tambahan pendapatan yang besar yakni sekitar Rp 15 miliar per tahun untuk Pemerintah Kabupaten tempat PLTP berada.

Baca juga : Menantu Jokowi Siap Maju Walikota Medan

"Mudah-mudahan pemerintah masih dukung kita untuk pengembangan tahap II, karena sayang potensi tidak kita optimalkan. Cepat atau lambat kebutuhan listrik akan mengalami pertumbuhan yang menuntut ketersediaan pasokan," pungkas Yulnofrins. [WHY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.