Dark/Light Mode

Kembangkan Produk UMKM, Kemenkop Gandeng 18 Kementerian Lembaga

Kamis, 30 Januari 2020 13:42 WIB
Dari kiri, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop UKM Victoria Simanungkalit, Stafsus Menkop UKM Tb Fiki Satari dan Dirut LLP KUKM Leonard Theosabrata dalam rapat kerja dengan K/L di Jakarta, Kamis (30/1). (Foto: ist)
Dari kiri, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop UKM Victoria Simanungkalit, Stafsus Menkop UKM Tb Fiki Satari dan Dirut LLP KUKM Leonard Theosabrata dalam rapat kerja dengan K/L di Jakarta, Kamis (30/1). (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, Victoria Simanungkalit mengajak, seluruh kementerian dan lembaga yang memiliki binaan koperasi dan UKM untuk bersinergi dan konsolidasi program pengembangan UMKM

"Tujuan, kita ingin agar UMKM kita bisa segera naik kelas," imbuh Victoria dalam Rapat Kerja dengan kementerian dan lembaga (K/L) membahas isu perluasan akses pasar dan peningkatan daya saing, di Jakarta, Kamis (30/1).

Menurut Victoria, pihaknya sudah memetakan gambaran di lapangan yang menyebutkan ada 18 K/L yang terkait dengan koperasi dan UKM. "Programnya banyak tersebar, kecil-kecil, dan juga ada yang tumpang tindih. Ini tantangan kita semua untuk menyatukannya. Bahkan, Presiden Jokowi juga berkeinginan adanya kolaborasi antar K/L dalam membangun produk UMKM," ujarnya.

Ia meyakini, dengan terciptanya sinergi dan kolaborasi program antar K/L, target UMKM naik kelas bisa segera diwujudkan. "Tapi, perlu disadari, kita bukan bermaksud mengubah program K/L yanh sudah ada, melainkan lebih kepada saling sharing dan kolaborasi program dengan Kemenkop UKM," kata dia.

Baca juga : Ini Cara Kemenkop Angkat Produk UMKM di 5 Destinasi Wisata Prioritas

Apalagi, lanjut Victoria, dibekali dengan target yang diantaranya meningkatkan ekspor produk UMKM, substitusi impor, hingga mampu masuk ke rantai pasok atau global value chain. "Kita akan kembangkan sentra-sentra produksi produk unggulan di daerah-daerah, factory sharing, hingga pendekatan digitalisasi," jelasnya.

Beberapa sektor yang diharapkan dapat disinergikan adalah pertanian (beras, jagung, kopi, pisang, nanas, singkong, cangkul, dan bambu), perikanan dan peternakan (udang, domba, kambing, sapi perah), ekonomi kreatif (home decor, furnitur, fesyen muslim, dan makanan minuman), serta sektor pariwisata (kuliner, homestay, wisata alam, handicraft). 

"Saya yakin, kolaborasi ini bisa memperluas pasar bagi produk UMKM kita," tuturnya.

Sementara Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) KUKM Leonard Theosabrata menegaskan bahwa Smesco Indonesia akan menjadi center of excellence dan trading house bagi produk UMKM. 

Baca juga : Cetak SDM Industri, Kemenperin Gandeng Jerman

"Itu menjadi tantangan kita. Salah satu langkahnya adalah kita mempersiapkan kualitas UKM kita di era digital seperti sekarang ini," kata Leonard.

Ia berharap, data UKM yang dibina seluruh K/L bisa dihadirkan dalam e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), dimana para buyer bisa mengakses produk UKM dengan mudah dan cepat. "Kami siap bersinergi yang dituangkan dalam program bersama untuk kepentingan UMKM kita," ucapnya.

Di kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan LKPP Salusra Widya mengungkapkan, pihaknya juga memiliki misi dan target agar produk UMKM bisa masuk ke dalam daftar belanja yang dibutuhkan pemerintah, termasuk pemerintah daerah. "Saya yakin, banyak kebutuhan bisa diproduksi UMKM. Meski saya melihat masih ada keterbatasan bagi UMKM, seperti keterbatasan akses dan sebagainya," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Salusra, LKPP membuat satu katalog atau platform yang berisi aneka macam dan jenis produk yang dibuat UMKM. "Dengan katalog atau platform itu, kita membangun pasar pengadaan barang dan jasa bagi UMKM," katanya.

Baca juga : Industrialisasi Pertanian, Kemenkop UKM dan Kementan Ajak Petani Berkoperasi

Dalam katalog tersebut, Salusra menggambarkan pihaknya mempertemukan antara yang membutuhkan barang (pembeli) dengan yang memiliki barang (penjual). "Proses produk UMKM untuk masuk katalog LKPP tidak sulit, dan sangat mudah. Semua bisa klik dan terbuka untuk publik", kata Salusra.

Dengan adanya katalog, Sakusra menjamin pihaknya bisa menghadirkan produk UMKM. "Hanya saja, meski sudah ada produk UMKM di dalam katalog, masih ada lembaga yang enggan membelinya. Saya berharap, dengan adanya sinergitas ini, kita bisa mengantisipasi hal seperti itu tidak terulang," pungkasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.