Dark/Light Mode

Di Raker Komisi IV DPR, Mentan SYL Tegaskan Data Stok Pangan Sama

Senin, 4 Mei 2020 21:10 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)  mengatakan, tidak ada perbedaan data ketersediaan pangan antara Kementerian Pertanian (Kementan) dengan data yang dimiliki Presiden Joko Widodo. Hal tersebut disampaikan Mentan saat Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR melalui video conference di AWR Kementan, Senin (4/5). 

"Yang pasti data itu sudah divalidasi. Data yang Bapak Presiden pegang dan Mentan punya itu sama. Data itu berasal dari BPS," kata SYL. 

Pada kesempatan itu Mentan SYL menegaskan, beberapa provinsi yang mengalami defisit pangan yang disampaikan Presiden sewaktu Rapat Kabinet justru dilaporkan oleh Kementan. 

Baca juga : Ini Saran DPR untuk Selamatkan Garuda yang Tengah Limbung

"Pesan dan semangat yang ditangkap dari apa yang disampaikan Bapak Presiden terkait provinsi yang mengalami defisit pangan adalah semacam warning bagi semua pihak yang terlibat dalam distribusi dan transportasi," ujarnya. 

Presiden Jokowi, menurut SYL, dalam rapat tersebut menginstruksikan semua pihak untuk membantu agar tidak ada sumbatan distribusi dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sebelumnya, Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Badan Pusat Statistik (BPS), Kadarmanto mengatakan bahwa data tersebut merupakan data bulanan BPS, yang juga digunakan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan.

Baca juga : Prof Tjipta Yakin Kementan Mampu Kelola Produksi Pangan Secara Baik

"Untuk menghitung surplus-defisit memang sangat dipengaruhi beberapa hal terutama di kebutuhan atau konsumsinya. BPS sendiri hanya menghitung surplus defisit produksi saja. Yaitu total Produksi dikurangi total konsumsi/kebutuhan," katanya.

Data stok dan perkiraan bahan pokok yang diterbitkan oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) menunjukkan bahwa beberapa bahan pokok pangan periode April sampai Juni 2020 masih cukup dan aman. 

Untuk beras, neraca hingga Juni diperkirakan sebanyak 6,4 juta ton, jagung sebanyak 1,01 juta ton, gula pasir sebanyak 1,07 juta ton, dan minyak goreng sebanyak 5,7 juta ton.

Baca juga : Kementan Terus Pantau Ketersediaan Dan Distribusi Pangan di Daerah

Sementara, Anggota Komisi IV DPR yang berasal dari Sulawesi Selatan, Andi Akmal Pasluddin mengatakan, dalam Raker bahwa positioning dan fungsi Kementan yang bertanggung jawab pada sektor produksi hulu harus didukung.

“Selama ini, permasalahan harga, penyerapan selalu dialamatkan kepada petani. Semoga ke depan, ada sinergi antara Kementan, Bulog dan Kemendag,” ungkap Akmal.

Mentan SYL mengungkapkan, Kementan terus berupaya melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjaga ketersediaan dan distribusi pangan khususnya pada 11 komoditas bahan pokok. [KAL]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.